Pendahuluan: Kualitas udara dalam lingkungan fasilitas kesehatan termasuk ruangan bersalin menggambarkan kondisi kesehatan lingkungan rumah sakit dan dianggap memiliki patogenisitas yang dapat menyebabkan infeksi yang berkaitan dengan rumah sakit. Angka kejadian infeksi banyak ditemukan dalam ruangan yang memiliki mikroorganisme di udara yang lebih tinggi seperti ruang bersalin. Metode: Penelitian ini menggunakan studi dekstriptif observasional dengan rancangan studi cross-sectional dengan melakukan pengamatan, pengukuran kualitas mikrobiologi udara dan identifikasi terhadap bakteri aerob di udara. Identifikasi koloni bakteri aerob yang tumbuh pada media blood agar menggunakan alat Matrix-Assisted Laser Desorption Ionization-Time Of Fight Mass Spectrometry (Maldi-Tof MS). Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan aplikasi Statistical for Social Science (SPSS). Analisis hubungan antara suhu dan kelembaban dalam ruangan terhadap nilai konsentrasi mikroorganisme di udara menggunakan uji korelasi Rank Spearman’s. Hasil: konsentasi mikroorganisme di udara dalam ruangan bersalin melebihi nilai standar baku berdasarkan Permenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/ tahun 2004. Bakteri-bakteri aerob yang teridentifikasi di udara antara lain Staphylococcus arletae, Staphylococcus gallinarum, Bacillus cereus grup, dan Brevibacillus spp. Kesimpulan: Kelembaban udara sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme di udara. Suhu ruangan pada nilai standar maksimal dan kelembaban dalam nilai standar minimal akan menjaga konsentrasi bakteri udara dalam ruangan memenuhi nilai standar mikroorganisme dalam ruangan.
Copyrights © 2024