Situasi paradoks di Indonesia di mana bahasa Inggris, meskipun merupakan bahasa internasional, tidak diwajibkan dalam kurikulum sekolah dasar, dan ditetapkan sebagai muatan lokal. Akibatnya, timbul kekhawatiran terkait kemampuan siswa dalam bahasa Inggris di jenjang pendidikan yang lebih tinggi akibat perhatian yang kurang pada tingkat pendidikan dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kesadaran dan tanggapan sekolah dasar Islam terhadap bahasa Inggris yang dikategorikan sebagai tidak wajib, dukungan orang tua terhadap pembelajaran bahasa Inggris, pendekatan pengajaran yang efektif, dan kendala yang dihadapi oleh sekolah-sekolah ini terkait materi pengajaran bahasa Inggris. Temuan menunjukkan bahwa sekolah-sekolah mengakui bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang tidak wajib, yang mengakibatkan kesulitan dalam transisi pendidikan menengah dan ujian masuk untuk pesantren. Studi ini menganjurkan pendekatan pembelajaran bahasa Inggris dengan 50% instruksi dalam bahasa Inggris mulai dari tingkat awal, dengan fokus pada ekspresi komunikatif sehari-hari. Tantangan termasuk kurangnya guru yang mahir dalam bahasa Inggris dan materi yang sesuai dengan syari’at dan prinsip-prinsip Islam, menandakan perlunya solusi komprehensif dalam pendidikan bahasa Inggris di tingkat dasar.
Copyrights © 2024