Penulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) secara mendalam pada jenjang sekolah dasar (SD) di Kabupaten Malang dalam mendukung optimalisasi kurikulum Merdeka, menelaah permasalahan-permasalahan yang muncul serta mencari solusi pemecahannya. Desain penulisan artikel ini menggunakan studi kepustakaan dengan mengumpulkan informasi data dalam bentuk buku, jurnal, catatan, bacaan dengan mengunjungi website yang menyediakan berbagai informasi terkait PMM. Studi kepustakaan dilakukan untuk menghimpun data, mengelompokkan data, menyajikan data dan menganalisis keterkaitan data dalam mengambil kesimpulan. Hasil analisis menyatakan bahwa keinginan untuk belajar mandiri bagi guru masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya hari belajar di PMM, rendahnya aksi nyata yang dilakukan, rendahnya pemanfaatan pelatihan mandiri, tingginya percobaan post tes, dan rendahnya antusias ikut webinar. Sehingga secara umum, penggunaan PMM di Kabupaten Malang masih belum maksimal dilihat dari beberapa indikator. Permasalahan yang terjadi dalam IKM dan penggunaan PMM, antara lain 1) motivasi untuk belajar mandiri bagi guru masih sangat rendah; 2) Guru maupun kepala sekolah belum mengoptimalkan penggunaan Platform Mengajar sebagai pendukung pergerakan kurikulum merdeka; 3) pola pikir yang salah/ miskonsepsi terkait memanfaatkan fitur Belajar Mandiri pada platform merdeka; 4) platform memerlukan akses akun belajar.id dan terdaftar di dapodik selama minimal dua tahun mengajar sehingga tidak semua guru dapat mengakses PMM. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan kegiatan optimalisasi Platform Merdeka Mengajar dengan cara: (1) Pembentukan komunitas di satuan pendidikan (2) Pendampingan lokakarya, (3) Mengadakan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang salah satu kegiatannya adalah Pendampingan PMM secara intensif terhadap guru.
Copyrights © 2024