Fokus kajian ini merupakan analisis konsep kampus merdeka dalam critical pedagogy perspektif Paulo Freire. Kampus merdeka yang diberlakukan oleh Nadiem Anwar Makarim dengan program utama yaitu; kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan sistem akreditas, kemudahan perguruan tinggi negeri menjadi perguruan tinggu negeri berbadan hukum dan hak belajar semester sebagai bagian dari program untuk menjawab tantangan industrialisasi atau revolusi industri 4.0 dalam dunia pendidikan dan kerja. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini yaitu: Pertama, Adanya korelasi konsep kampus merdeka dengan konsep critical pedagogy Paulo Freire. Yaitu, pada program memberikan hak belajar tiga semester lintas prodi atau lintas universitas, dalam analisis critical pedagogy upaya program itu mengarahkan mahasiswa tidak terjebak pada hal-hal teoritis, menuntut kapasitas lintas keilmuan sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan berkonstribusi dalam memajukan bangsa dan Negara. Kedua, Analisis critical pedagogy pada pendidikan di Indonesia mengalami problem lingkaran setan yang susah mencari benang merahnya dalam menyelesaikannya. Problem mendasar dari pendidikan di Indonesia sebenarnya mengalami kenaikan biaya yang setiap tahunnya, sehingga masyarakat menenggah ke bawah mengalami putus sekolah, tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, selain itu pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan sumber daya alam, dan mental korup para petinggi menjadikan problem pendidikan di Indonesia mengalami kompleks dan sistematis. Jika, problem ini tidak disentuh, sistem apa pun yang diterapkan dalam pendidikan di Indonesia dalam analisis critical pedagogy hanya akan menjadi sebuah narasi belaka. Sebab, Paulo Freire dalam critical pedagogynya mengarahkan pada pendidikan sebagai alat untuk mengeluarkan manusia dari fanatisme di berbagai sektor, dan menekankan pentingnya kemanusiaan.
Copyrights © 2023