Remaja dengan kondisi keluarga broken home sering kali mengalami tantangan dalam kemampuan regulasi dirinya. Kondisi kedua orang tua yang berpisah membuat remaja dengan keluarga broken home tidak memiliki model peran untuk mengembangkan keterampilan regulasi dirinya, karena tidak memiliki contoh yang jelas tentang bagaimana mengatur emosi dan perilaku dalam situasi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang gambaran self regulation pada remaja dengan keluarga broken home serta implikasinya pada bimbingan dan konseling. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman wawancara yang dikembangkan berdasar pada teori self regulation Bandura, Schunk dan Zimmerman. Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja atau siswa kelas XI SMAN 19 Bandung dengan kondisi keluarga broken home. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran self regulation yang baik pada remaja dengan keluarga broken home terutama pada aspek mengatur standar dan tujuan dan aspek evaluasi diri.
Copyrights © 2024