Serangan jantung umumnya mendadak dan lokasi beragam, di tempat kerja, di rumah, dan sering di fasilitas umum. Umumnya tidak tertolong jiwanya karena tidak mendapatkan pertolongan yang benar dari seseorang disekitar. Tingginya angka kematian akibat henti jantung serta tehnik pertolongan yang sebenarnya sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja, maka masyarakat perlu dikenalkan dan diajarkan bagaimana mengenali seseorang yang mengalami henti jantung dan melakukan pertolongan awal dengan tindakan Resusitasi Jantung Paru, sehingga akan banyak jiwa manusia yang tertolong. Tujuan pengabdian kepada masyarakat terdiri atas 1) meningkatkan pengetahuan pengurus Masjid tentang penyakit jantung, dan 2). Meningkatkan ketrampilan melakukan pertolongan pertama henti jantung dengan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Desain yang digunakan adalah pemberdayaan kelompok Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulawesi Tenggara (SULTRA) dengan dua bentuk kegiatan (1) memberikan pendidikan kesehatan dan (2) Simulasi ketrampilan memberikan Pertolongan Pertama pada korban henti Jantung. Sasaran program kelompok DMI Kota Kendari. sebanyak 9 orang. Kegiatan Pendidikan kesehatan dilaksanakan 5 kali pertemuan dan kegiatan simulasi dilaksanakan 1 kali. Keberhasilan program pengabdian masyarakat dinilai berdasarkan peningkatan nilai pengetahuan, dan lulus uji ketrampilan melakukan tindakan CPR. Program pendidikan kesehatan dilaksanakan pada tanggal 9 September 2023 dengan hasil sebagai berikut: pengetahuan tentang henti jantung, faktor risiko penyakit jantung, pertolongan, dan cara komunikasi meningkat signifikan (P=0,000) Dari 9 peserta semua berhasil lulus uji ketrampilan pertolongan pertama pada korban henti jantung. Hasil ini menggambarkan pendekatan kelompok religius efektif untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketrampilan memberikan pertolongan korban henti jantung di Masjid.
Copyrights © 2023