Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Differences in Risk Factor of Cardiovascular Disease Risk on Rural and Urban Population Rosjidi, Cholik Harun; Isro’in, Laily; Wahyuni, Nurul Sri
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v13i1.4174

Abstract

Cardiovascular disease is a global threat. This study aimed to obtain a description of cardiovascular disease pattern among rural and urban population in Ponorogo. Two locations were chosen to represent rural and urban area through cluster sampling. Cross sectional study design was chosen with a sample size of 350 respondents. The research instrument was adopted from WHO STEPS. Difference in prevalence between the two clusters were analyzed with ?2 test, with ?=0.05. The result showed that the prevalence smoking and alcohol consumption among males were higher in rural than urban population (p= 0.04 and p=0.012 respectively). The prevalence of unhealthy fruit consumption was higher in both sexes from rural population (p =0.025 and p=0.012). Hypertension was higher among rural female compared to female living in urban area (p=0.024).
EARLY HOME CARE ERRORS AND THE IMPACT ON DELAY IN HOSPITAL FOR PATIENTS WITH CORONARY HEART DISEASE Rosjidi, Cholik Harun
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 1 (2020): Januari
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.18 KB) | DOI: 10.22219/jk.v11i1.9752

Abstract

Introduction: Heart disease is a major problem in public health lately. Delay in treatment is still a major problem in managing coronary heart disease. Objective: The purpose of this study was to analyze the pre-hospital care of a heart attack and its relationship with the delay to the hospital. Method: The study was conducted at Dr. Hardjono Ponorogo Regency, a representative sample of 108 respondents was taken purposively. The cross-sectional analytic design was conducted to measure the relationship between pre-hospital care and delay to the hospital. Analysis of the chi-square test with ? = 0.05 was used to test the association between pre-hospital care and its relationship with the delay in the hospital for coronary heart disease patients. Result: The results of the study illustrate that there were 70.4% of families doing first aid in the wrong category, and there were 73.1% of families late in bringing CHD patients to the hospital. There was a significant relationship between behavior with patient delay to the hospital (p = 0.000). There was a significant relationship between behaviors with patient delay in the hospital. Discussion: The promotion of early signs of heart disease should be focused on the level of the family as well as integrated emergency care services immediately implemented to reduce the delay in coronary heart disease patients to the hospital.
DEWAN MASJID INDONESIA (DMI) SIGAP PENANGANAN DINI KORBAN HENTI JANTUNG DI MASJID rosjidi, cholik harun; Abadi, Ellyani; Herman
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 3 (2023): DESEMBER
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/qh.v9i3.11227

Abstract

Serangan jantung umumnya mendadak dan lokasi beragam, di tempat kerja, di rumah, dan sering di fasilitas umum. Umumnya tidak tertolong jiwanya karena tidak mendapatkan pertolongan yang benar dari seseorang disekitar. Tingginya angka kematian akibat henti jantung serta tehnik pertolongan yang sebenarnya sederhana dan dapat dilakukan     oleh siapa saja, maka masyarakat perlu dikenalkan dan diajarkan  bagaimana mengenali seseorang yang mengalami henti jantung dan melakukan pertolongan awal dengan tindakan Resusitasi Jantung Paru, sehingga akan banyak jiwa manusia yang tertolong. Tujuan pengabdian kepada masyarakat terdiri atas 1) meningkatkan pengetahuan pengurus Masjid tentang penyakit jantung, dan 2). Meningkatkan ketrampilan melakukan pertolongan pertama henti jantung dengan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Desain yang digunakan adalah pemberdayaan kelompok Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulawesi Tenggara (SULTRA) dengan dua bentuk kegiatan (1) memberikan pendidikan kesehatan dan (2) Simulasi  ketrampilan memberikan  Pertolongan Pertama pada korban henti Jantung. Sasaran program kelompok DMI Kota Kendari. sebanyak 9 orang. Kegiatan Pendidikan kesehatan dilaksanakan 5 kali pertemuan dan kegiatan simulasi dilaksanakan 1 kali. Keberhasilan program pengabdian masyarakat dinilai berdasarkan peningkatan nilai  pengetahuan, dan lulus uji ketrampilan melakukan tindakan CPR. Program pendidikan kesehatan dilaksanakan pada tanggal 9 September 2023 dengan hasil sebagai berikut: pengetahuan tentang henti jantung, faktor risiko penyakit jantung, pertolongan, dan cara komunikasi meningkat signifikan  (P=0,000) Dari 9 peserta semua berhasil lulus uji ketrampilan pertolongan pertama pada korban henti jantung. Hasil ini menggambarkan pendekatan kelompok religius efektif untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketrampilan memberikan pertolongan korban henti jantung di Masjid.
Pemberdayaan Majelis Taklim dalam Kewaspadaan Dini Serangan Penyakit Kardiovaskular dan Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan Rumah Tangga Rosjidi, Cholik Harun; Ananda, Siti Hadrayanti; Umrana, Siti
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 3 (2024): DESEMBER
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/qh.v10i3.15412

Abstract

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Keterlambatan penanganan dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan kardiovaskular dan rumah tangga menjadi faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan penanganan.  Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota Majelis Taklim Nurul Falah Kelurahan Baruga, Kota Kendari dalam kewaspadaan dini serangan penyakit kardiovaskular dan pertolongan pertama kegawatdaruratan rumah tangga. Kegiatan pengabdian dilakukan melalui dua tahap: 1) Pendidikan kesehatan tentang penyakit kardiovaskular dan pertolongan pertama, 2) Pelatihan dan simulasi pertolongan pertama pada kasus henti jantung dan kegawatdaruratan rumah tangga. Peserta terdiri dari 11 anggota Majelis Taklim. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan, serta uji keterampilan untuk menilai kompetensi pertolongan pertama. Terdapat peningkatan signifikan pada pengetahuan peserta setelah pendidikan kesehatan (p=0,003), dengan rata-rata skor meningkat dari 14,6 menjadi 22,7. Seluruh peserta (100%) berhasil lulus uji keterampilan pertolongan pertama pada kasus henti jantung dan kegawatdaruratan rumah tangga. Program pemberdayaan ini efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota Majelis Taklim dalam kewaspadaan dini dan pertolongan pertama kasus kardiovaskular dan kegawatdaruratan rumah tangga.
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Pasien Stroke Dengan Gangguankomunikasi Verbal di RSUD Kota Kendari Muliyati; Rosjidi, Cholik Harun; Narmi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 4 No 03 (2023): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 04 NOMOR 03
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.Stroke merupakan suatu kelainan fungsi otak yang dapat timbul secara mendadak dan terjadi pada siapa saja dan kapan saja.Penyakit ini menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan berbicara, gangguan berfikir, emosional.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara pemenuhan kebutuhan dasar pad pasien stroke dengan gangguan komunikasi verbal. Metode yang digunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Populasi sebanyak 33 orang yang mengalami dan pernah mengalami stroke di RSUD Kota Kendari.Besar sampel yang ditentukan sampai terpenuhi saturasi data.Triangulasi data menggunakan triangulasi sumber.Yang dikumpulkan dengan wawancara mendalam (indepth interview).Wawancara peneliti melakukan analisis data dalam bentuk interpretasi hasil wawancara.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan dasar yang dibutuhkan pasien stroke dengan gangguan komunikasi verbal yaitu Pemenuhan kebutuhan dasar yaitu latih bicara, interaksi, makan dibantu dan menggunakan isyarat, kebutuhan yang sering dibutuhkan adalah jalan, dan semua kebutuhan terpenuhi. Partisipan menyatakan dengan jelas kebutuhannya dan kode yang paling banyak digunakan yaitu menunjuk serta semua partisipan mencontohkan cara komunikasinya respon perawat terhadap komunikasi partisipan dapat dipahami perawat, dapat memenuhi harapan partisipan, dan ramah kepada partisipan dan hambatan yang dialami partisipan ketika komunikasi dengan perawat yaitu diam, gerakan tangan yang sulit, perawat tidak tahu, dan hanya menyapa. Absctract. Stroke is a brain function disorder may come suddenly to anyone and anytime. The disease causes disabilities such as movements paralyzing, speech disorder, thought disorder, and emotional disorder. This study aimed to know how the basic needs of stroke patients with verbal communication disorderwere obtained. This study used a quantitative method with phenomenology approach. Number of the populations was 33 people who suffered stroke at local public hospital of KotaKendari. Samples determined until data saturation was completed. Data triangulation was derived from triangulation of samples which collected from an in depth interview. The researcher analyzed the data by interpreting the results of interview. Result of the study showed that basic needs needed by stroke patients with verbal communication disorder were filling their basic needs such as speaking practice, interaction, help them to eat, using signs, a need for walking, and other needs. Most of the participants obviously said that code and need they used mostly were pointed, their communication was understandable for the nurses, the nurses were friendly to them, and these met their needs. Some obstacles were also showed by the participants such as silent, hard to move their hands, the nurses didn’t understand their codes or signs, and some of themjust greeted.
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kecacingan Di SDN 1 Wulonggere Selama Pandemi Kecamatan Polinggona Kab.Kolaka Marwana, Marwana; Indriastuti, Diah; Rosjidi, Cholik Harun; Supryatno, Adi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 4 No 03 (2023): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 04 NOMOR 03
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Infeksi cacing merupakan masalah yang paling sering dihadapi oleh anak usia sekolah dasar. Jika tidak segera ditangani, infeksi kecacingan akan menjadi masalah serius yang dapat membahayakan kesehatan anak, salah satunya malnutrisi. Cacing menyerap nutrisi dari tubuh, yang mengganggu perkembangan mental dan fisik, membuat resistensi cacing. Cacingan juga dapat mengakibatkan kematian pada anak ketika jumlah cacing dalam tubuh terlalu banyak dan cacing berpindah ke organ lain seperti paru-paru wawancara yang dilakukan pada Orang tua siswa Di SDN 1 Wulonggere di temukan 9 orang yang tidak tahu Tentang Kecacingan dan Cara Penularanya maupun cara Pencegahanya dan Dari hasil opservasi pada di Lakukan di SDN 1Wulonggere Banyak siswa yang jajan Sembarangan tidak mencuci Tangan saat makan Bahkan ada yang Memiliki kuku yang panjang dan kotor Saat Bermain di Pada Jam Istirahat mereka bermain Lari-larian Tampa menggunakan alas kaki. Metodologi penelitian ini adalah cross sectional. Jenis data primer yang digunakan peneliti di SDN 1 Wulonggere, yaitu dengan mengumpulkan data langsung dari siswa melalui distribusi langsung. Hasil uji statistik chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan kejadian kecacingan di SDN 1 Wulonggere pada masa pandemi, dengan p-value 0,05. Ibu dengan pengetahuan cukup memiliki proporsi sampel tertinggi kecacingan, sedangkan ibu dengan pengetahuan baik memiliki proporsi terendah dengan kecacingan. Diketahui ibu dengan Pengetahuan kurang sebanyak 13 atau (33.3%), ibu dengan pengetahuan cukup sebanyak 16 atau (41.0%) dan ibu dengan pegetahuan baik sebanyak 10 atau (256%) Diharapakan ibu dan siswa Membiasakan Perilaku hidup bersih Dan sehat, menggunakan alas kaki,dan,membiasakan,cuci tangan Abstract. Worm infections are the most common problem faced by elementary school age children. If not treated immediately, worm infections will become a serious problem that can endanger the child's health, one of which is malnutrition. Worms absorb nutrients from the body, which disrupts mental and physical development, creating worm resistance. Worms can also cause death in children when the number of worms in the body is too much and the worms move to other organs such as the lungs. Interviews conducted with parents of students at SDN 1 Wulonggere found 9 people who did not know about worms and how they are transmitted or how to prevent them. and from the results of observations carried out at SDN 1 Wulonggere, many students who snack carelessly don't wash their hands when eating. Some even have long and dirty nails. When playing at break times, they run around without wearing footwear. This research methodology is cross sectional. The type of primary data used by researchers at SDN 1 Wulonggere is by collecting data directly from students through direct distribution. The results of the chi square statistical test showed that there was a significant relationship between maternal knowledge and the incidence of worms at SDN 1 Wulonggere during the pandemic, with a p-value of 0.05. Mothers with sufficient knowledge had the highest proportion of worms in the sample, while mothers with good knowledge had the lowest proportion of worms. It is known that mothers with poor knowledge are 13 or (33.3%), mothers with sufficient knowledge are 16 or (41.0%) and mothers with good knowledge are 10 or (256%) It is hoped that mothers and students will get used to clean and healthy living behavior, using footwear. ,and,make a habit of washing your hands.