Latar Belakang: Status gizi merupakan salah satu indikator utama kesehatan pada masa kanak-kanak. Di Indonesia, sebagai salah satu negara sub-tropis, kecacingan merupakan salah satu infeksi yang paling banyak terjadi di daerah pedesaan. Namun, perhatian terhadap penyakit menular yang dapat disembuhkan dan dicegah ini masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi kecacingan dengan status gizi anak. Metode: Desain studi cross-sectional digunakan untuk penelitian ini. Sampel diambil dari 220 anak usia 3-6 tahun di PAUD. Kuesioner digunakan untuk menilai karakteristik dasar partisipan. Pengukuran antropometri diperoleh dengan timbangan dan stadiometer; Z score dihitung berdasarkan hasil antropometri. Infeksi cacing dikonfirmasi oleh laboratorium Puskesmas. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, One-Way ANOVA, Independent T-Test dan regresi multilinier yang dirender menggunakan SPSS Hasil: Sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga berpendapatan rendah (71,4%). Prevalensi infeksi kecacingan sebesar 22,3% dan 37,7% anak mengalami gizi buruk. Anak yang terkonfirmasi infeksi helminthiasis menunjukkan status gizi lebih rendah secara signifikan berdasarkan analisis statistik uji t independen (t=19,48 dengan ?=0,000). Anak-anak yang terkonfirmasi terinfeksi secara signifikan lebih tinggi pada anak-anak dari keluarga kurang mampu secara finansial (?=0,028). Dari seluruh variabel yang dimasukkan dalam analisis, hanya infeksi kecacingan yang signifikan terhadap status gizi (?=0.172, t=2.562 dengan p-value=0.049). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa infeksi kecacingan mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi anak dan status ekonomi keluarga.
Copyrights © 2024