Pusat Kebudayaan Suku Sasak di kota Mataram. Dengan meningkatnya perkembangan dan pelaku kebudayaan maka dibutuhkan wadah sebagai fasilitas yang mendukung untuk memaksimalkan kegiatan dalam memperkenalkan kebudayaan setempat. Pemilihan tema arsitketur Neo-vernakular yang merupakan pembaruan dari arsitektur lokal dengan melakukan pendekatan arsitektur tradisional yang di olah menjadi ruang yang mengikuti masa kini tanpa meninggakan ciri khas dari kebudayaan itu sendiri. Metode perancangan yang digunakan yaitu dengan metode kualitatif dengan cara pengumpulan data primer dan sekunder. Konsep bangunan menggunakan bentuk bale mangina sebagai bale adat sasak. Kemudian konsep struktur yang digunakan mengunakan struktur rangka kaku beton ekspos dengan struktur utama menggunakan material beton bertulang, struktur bawah mengunakan bore Pile dan menerus, kemudian struktur atas menggunakan baja hollow. Konsep tatanan massa pada bangunan terdiri dari 16 (enam belas) bangunan yaitu: Bangunan amphiteater, auditorium, sanggar tari, galeri seni, souvenir, kerajinan gerabah, foodcourt, pengelola, perpustakaan, mushola, lobby utama, bangunan elektrikal, pengolahan air dan TPS.
Copyrights © 2024