Malang memiliki reputasi kota dengan peninggalan bersejarahnya. Pemerintah kota malang berusaha memanfaatkan potensi tersebut melalui dukungan terhadap seniman dan industri kreatif. namun kurangnya fasilitas dan ruang publik yang menghambat pertumbuhan seni di kota ini. Galeri seni di Malang sering kali memiliki ruang pamer yang terbatas, bangunan sederhana dan beberapa tidak memiliki fasilitas parkir. Dalam perancangannya, bagaimana mendesain bentuk bangunan dan ruang dalam galeri seni lukis di Malang pada kawasan Kayutangan. proses perancangan melibatkan tiga tahap: identifikasi masalah, kajian teori tentang fungsi galeri seni, dan tema arsitektur kontekstual. Referensi literatur mencakup tiga studi preseden fungsi, dua studi preseden tema, sumber jurnal, dan informasi tentang wilayah Kayutangan. Mengusung tema arsitektur kontekstual dengan penekanan harmoni. Kriteria penerapan desain merujuk pada teori Hamid Shirvani tentang ruang publik, pencapaian, pemandangan, kecocokan, rasa, identitas, dan kenyamanan. Maka perlunya ruang visual untuk membuat kegiatan kesenian dapat dilakukan dengan mudah dan diperlukan ruang dalam yang repsentatif dengan gaya interior kolonial untuk menjaga keharmonian dan identitas kawasan. Selain itu, memberikan daya tarik dengan memperkaya pengalaman wisatawan, serta meningkatkan nilai budaya dan artistik dari kayutangan.
Copyrights © 2024