Danau Batur, Bali sebagai salah satu Danau Prioritas Nasional, banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk budidaya ikan mujair berbasis Keramba Jaring Apung (KJA). Salah satu kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) berbasis KJA di Pesisir Danau Batur adalah Pokdakan Windu Karya Mesari yang berlokasi di Desa Terunyan. Namun, sejak 5 tahun terakhir, pembudidaya mengalami kerugian akibat kematian ikan secara massal. Hal ini disebabkan oleh tercemarnya air danau akibat siklus tahunan yaitu naiknya senyawa belerang pada sasih (bulan) yang lebih dingin (Juni-Agustus) sehingga menyebabkan defisit oksigen dan upwelling. Berdasarkan hal tersebut, sekitar 80-100% ikan di KJA mengalami kematian dan kerugian mitra hampir sekitar 100 juta rupiah/tahun. Selain itu, permasalahan yang dihadapi mitra antara lain: terbatasnya pengetahuan mitra tentang teknik budidaya Ikan Mujair, desain KJA konvensional dan tidak ramah lingkungan, dan rendahnya pengetahuan mitra tentang manajemen pemasaran dan keuangan. Adapun tujuan dari PKM ini yaitu dengan adanya transfer teknologi berupa reka cipta aplikasi Smart Jair berbasis IoT diharapkan mampu menekan kerugian akibat penurunan kualitas air, sehingga meningkatkan sisi ekonomi pembudidaya. Selain itu, melalui pembuatan demplot KJA modern dan ramah lingkungan dapat menekan biaya operasional usaha. Peningkatan keterampilan SDM pembudidaya melalui penerapan iptek, pelatihan, dan pendampingan tentang smart aquaculture, manajemen pemasaran dan keuangan, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas budidaya, sehingga usaha akan terus berkesinambungan dan menciptakan kemandirian pangan hewani.
Copyrights © 2023