Penggunaan antibiotik sebagai obat anti infeksi bakteri sering disalah gunakan sehingga meningkatkan kasus resistensi. Resistensi menjadi permasalahan kesehatan global yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan, sikap ceroboh, dan persepsi yang salah dari masyarakat. WHO menghimbau keterlibatan publik untuk meningkatkan penggunaan antibiotik secara rasional. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, masih banyak masyarakat yang membeli antibiotik tanpa resep dokter, menyimpan sisa antibiotik, dan berhenti menggunakan antibiotik saat merasa penyakitnya membaik. Perilaku tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman dari masyarakat akan bahaya penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Salah satu upaya pemecahan masalah yang bisa dilakukan oleh apoteker adalah dengan memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan penggunaan antibiotik yang rasional. Pengetahuan masyarakat diukur menggunakan kuesioner pretest dan posttest untuk mengetahui efektifitas dari edukasi yang diberikan. Sebelum edukasi didapatkan hasil mayoritas warga memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang antibiotik sejumlah 39 warga (83,0%) dengan nilai rerata pengetahuan pretest 6,79 ± 1,7. Setelah dilakukan edukasi terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat sebanyak 41 warga (87,2%) dengan nilai rata-rata sebesar 11,77 ± 2,44. Berdasarkan analisa statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan postest (p=0,000), sehingga dapat disimpulkan dengan pemberian edukasi dapat meningkatkan pengetahuan akan penggunaan antibiotic yang rasional. Diharapkan dengan meningkatnya pengetahuan tentang antibiotik ini warga dapat menerapkan perilaku yang bijak terhadap penggunaan antibiotik sehingga mampu menekan angka resistensi bakteri dan penggunaan antibiotik yang tidak rasional.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023