Slumpring merupakan istilah dalam Bahasa Jawa untuk pelepah yang menyelubungi ruas batang bambu. Salah satu pemanfaatan slumpring ini ditemukan pada alat musik bundengan. Sebelum dimainkan oleh musisi, biasanya bundengan dilakukan proses perendaman untuk menghasilkan bunyi yang enak didengar. Selain itu zaman dahulu bundengan ini juga dimanfaatkan sebagai tudung pelindung hujan oleh penggembala bebek. Hal ini membuat interaksi slumpring dan air terlihat unik. Dari informasi tersebut menimbulkan sebuah dugaan bahwa slumpring memiliki dua sifat keterbasahan yaitu hidrofilik berdasarkan perlakuan oleh musisi terhadap bundengandanhidrofobik berdasarkan pemanfaatan bundengan oleh penggembala bebek. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan dugaan tersebut dengan menganalisis sudut kontak pada dinding luar dan dinding dalam slumpring. Tidak hanya itu, penelitian ini juga mengukur sudut kontak yang terjadi pada area tengah dan tepi slumpring. Penelitian ini menggunakan peralatan sederhana dan telepon cerdas untuk merekam citra sudut kontak. Analisis citra yang dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak ImageJ. Hasilnya kedua dinding dengan masing-masing sisinya ternyata memiliki sifat hidrofilik. Sudut kontak dinding luar area tengah dan tepi bernilai 60,4±8,4° dan 60,7±12,4° sedangkan sudut kontak dinding dalam area tengah dan tepi bernilai 42,1±9,7° dan 47,5±1,2°.
Copyrights © 2024