Pengabdian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan program Kampus Mengajar angkatan 5, sebagai bagian dari implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini bertujuan mengatasi tantangan pembelajaran setelah pandemi Covid-19 yang menunjukkan penurunan minat belajar, pemahaman peserta didik, serta kemampuan literasi dan numerasi. Kendala tersebut berdampak pada sekolah-sekolah yang berlokasi di daerah 3T seperti SDK Wolomeli. Hasil observasi dan wawancara awal menunjukkan tantangan signifikan dalam literasi dan numerasi siswa, terutama akibat dampak pandemi COVID-19. Dalam pengabdian ini, metode yang diterapkan yaitu pendampingan dan pelatihan terhadap siswa siswi oleh mahasiswa, yang melakukan kegiatan pembiasaan literasi dan numerasi. Observasi dan wawancara di awal penugasan dan pelaksanaan program dilakukan di SDK Wolomeli, Nusa Tenggara Timur, dan sampai pada mengevaluasi dampak program Kampus Mengajar yang telah dilakukan. Mahasiswa Kampus Mengajar merespon dengan mengimplementasikan berbagai inovasi pembelajaran, seperti kegiatan literasi pagi, penggunaan teknologi, dan permainan matematika. Hasil akhir dari kegiatan ini mencakup pembiasaan literasi dan numerasi bagi peserta didik di SDK Wolomeli serta meningkatkan peran serta kontribusi nyata perguruan tinggi dan mahasiswa dalam mendukung pembangunan nasional. Hasil wawancara menunjukkan bahwa program berhasil meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran serta memungkinkan guru untuk merancang strategi mengajar yang lebih efektif. Diharapkan bahwa program ini akan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi siswa di SDK Wolomeli, menggambarkan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Copyrights © 2024