This article explores the effectiveness of da’wah bi al-qalam, the method of Islamic preaching through writing, using Sheikh Muhajirin's Miṣbāḥ Al-Ẓalām book as a case study. The qualitative approach involves text analysis, documentation, and literature study. The structuralism theory by Roland Barthes is employed for data analysis. The Miṣbāḥ Al-Ẓalām book, while primarily a syarah Bulugh al-Maram, serves as a medium for conveying diverse da’wah messages addressing various aspects of human life, including sharia, aqidah, and ikhtilaf. Historically, da’wah bi al-qalam existed since the time of Prophet Muhammad but gained prominence with technological advancements. Although Sheikh Muhajirin's contributions are significant, the method faces challenges such as limited attention and creativity. Addressing these issues is crucial to project Sheikh Muhajirin's thoughts into effective solutions, considering the needs and challenges of the contemporary era. While da’wah bi al-qalam may have its weaknesses, its potential impact on a global scale requires greater recognition and commitment from Muslim scholars to enhance its effectiveness in addressing the diverse religious problems faced by Muslims today. Abstrak Artikel ini mengeksplorasi efektivitas dakwah bi al-qalam, metode dakwah Islam melalui tulisan, dengan menggunakan buku Miṣbāḥ Al-Ẓalām karya Syekh Muhajirin sebagai studi kasus. Pendekatan kualitatif melibatkan analisis teks, dokumentasi, dan studi literatur. Teori strukturalisme oleh Roland Barthes digunakan untuk analisis data. Kitab Miṣbāḥ Al-Ẓalām, meskipun pada dasarnya merupakan syarah dari kitab Bulughul Maram, berfungsi sebagai media untuk menyampaikan pesan dakwah yang beragam yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk syariah, aqidah, dan ikhtilaf. Secara historis, dakwah bi al-Qalam telah ada sejak zaman Nabi Muhammad, namun semakin populer seiring dengan kemajuan teknologi. Meskipun kontribusi Syekh Muhajirin cukup signifikan, metode ini menghadapi tantangan seperti kurangnya perhatian dan kreativitas. Mengatasi masalah ini sangat penting untuk memproyeksikan pemikiran Syekh Muhajirin ke dalam solusi yang efektif, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan tantangan di era kontemporer. Meskipun dakwah bi al-qalam mungkin memiliki kelemahan, potensi dampaknya dalam skala global membutuhkan pengakuan dan komitmen yang lebih besar dari para cendekiawan Muslim untuk meningkatkan efektivitasnya dalam mengatasi berbagai masalah keagamaan yang dihadapi umat Islam saat ini.
Copyrights © 2023