Teknik empowerment dalam konseling feminis memiliki tujuan untuk memberdayakan harapan-harapan dan potensi konseli untuk berkembang berdasarkan tujuan yang ingin dicapainya. Korban pelecehan seksual memiliki traumatic sehingga akan berpengaruh pada kondisi psikologisnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mereduksi traumatic pada korban pelecehan seksual di tempat kerja. Metode yang digunakan pre-eksperimental dengan sampel tujuh orang yang pernah mendapatkan pelecehan seksual di tempat kerja dengan menggunakan teknik sampling purposive. Konseling dilakukan lima sesi pertemuan dengan materi tiap pertemuan 1) Kamu ga sendirian, 2) Belajar Tegas pada Diri Sendiri, 3) Asah Keberanian, 4) Sadar Berkembang, dan 5) Bangkit dengan Tujuan Baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tujuh orang konseli menunjukkan perkembangan yang ditunjukkan dengan penguatan yang terjadi antar konseli dalam kelompok. Hal ini juga diindikasikan dengan adanya perubahan raut muka yang dari sesi ke sesi menunjukkan perubahan makin yakin dan percaya diri terhadap tujuan mereka kedepan. Implikasi penelitian ini dapat menjadi referensi teknik konseling dalam mereduksi trauma pada korban pelecehan seksual. Namun, peneliti selanjutnya juga perlu memperhatikan teknik yang digunakan dalam konseling feminis, sehingga tidak harus menggunakan teknik empowerment sesuai dengan penggunaan teknik dalam penelitian ini.
Copyrights © 2023