Prevalensi diabetes melitus di Indonesia sebesar 8,5% dari total penduduk dan prevalensinya di Kota Malang yang telah mendapatkan pelayanan standar sebanyak 70%. Edukasi kesehatan kepada kader dan pasien memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya komplikasi diabetes melitus. Oleh karena itu, pengembangan kemitraan dengan Puskesmas Ketawang, Kecamatan Gondanglegi melalui penguatan kader kesehatan dan kegiatan pasien PROLANIS sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dan mencegah komplikasi diabetes melitus. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diikuti oleh 27 orang kader dan 15 orang pasien PROLANIS. Bentuk kegiatan meliputi edukasi kesehatan melalui penyuluhan kepada kader serta monitoring kadar glukosa dan tekanan darah terhadap pasien PROLANIS. Tingkat pengetahuan kader dievaluasi menggunakan skor pre-post test. Perbedaan skor pre-test dan post-test terhadap pengetahuan kader maupun tekanan darah sistolik pasien PROLANIS sebelum dan setelah penyuluhan dianalisis dengan uji-T berpasangan. Perbedaan kadar glukosa darah dan tekanan darah diastolik sebelum dan setelah penyuluhan dianalisis dengan uji Wilcoxon. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa rerata ± simpangan baku skor pre-test dan post-test kader kesehatan terkait materi penyuluhan sebesar 52,96 ± 17,28 dan 62,96 ± 13,25 (p = 0,010). Rerata ± simpangan baku tekanan darah sistolik sebelum dan setelah penyuluhan adalah 141,33 ± 30,50 mmHg dan 132,73 ± 18,40 mmHg (p = 0,158). Rerata ± simpangan baku tekanan darah diastolik sebelum dan setelah penyuluhan adalah 83,27 ± 13,19 mmHg dan 78,33 ± 15,21 mmHg (p = 0,125). Rerata ± simpangan baku kadar glukosa darah sebelum dan setelah penyuluhan adalah 136,13 ± 68,72 mg/dL dan 115,57 ± 57,53 mg/dL (p = 0,069). Kesimpulan dari kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan kader kesehatan dan perubahan kadar glukosa darah maupun tekanan darah yang cenderung normal setelah dilakukan edukasi kegiatan.
Copyrights © 2024