Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science
Volume 7 Nomor 2 Juli 2024

The Analysis of Premature Rupture of Membrane Outcomes: Comparison Between 34-36 Weeks and Term Gestation

Yordian, Kendry Savira (Unknown)
Pribadi, Adhi (Unknown)
Syam, Hanom Husni (Unknown)
Nugrahani, Annisa Dewi (Unknown)
Handono, Budi (Unknown)
Susiarno, Hadi (Unknown)
Suardi, Dodi (Unknown)



Article Info

Publish Date
23 Jul 2024

Abstract

Introduction: This study analysed the maternal and neonatal outcomes in premature rupture of membrane at 34-36 weeks of gestation compared to term gestation to provide an overview of the current protocol’s efficacy which is currently widely varied. Method: This was a cross-sectional study using a simple random sampling technique. The subject of this study consisted of a total of 450 pregnant women diagnosed with PPROM at 34-36 weeks and term gestation during the period January 2019-December 2021. P<0.05 was considered statistically significant. Results: That women with premature rupture of membrane (PROM) at term gestation had a higher risk of 1.13 times (OR= 1.13, CI 95%) for neonatal asphyxia, 1.34 times for early neonatal death (OR= 1.34, CI 95%), and 4.03 times for developing clinical chorioamnionitis (OR= 4.03, CI 95%) compared to the 34-36 weeks of gestation group. There was no statistically significant difference between gestational age and the incidence of early neonatal death (P= 0.70). There were no maternal deaths in this study. Conclusion: the management protocol applied for both groups had the same efficacy. The incidence of clinical chorioamnionitis was higher in the term gestation group, which may be associated with risk factors such as COVID-19 and hepatitis B.Analisis Hasil Ketuban Pecah Dini: Perbandingan Antara Usia Kehamilan 34-36 Minggu dan Masa Kehamilan Cukup BulanAbstrakPendahuluan: Penelitian ini menganalisis hasil maternal dan neonatal pada ketuban pecah dini pada usia kehamilan 34 - 36 minggu dibandingkan dengan kehamilan jangka panjang untuk memberikan gambaran tentang kemanjuran protokol saat ini yang sangat bervariasi. Metode: Penelitian ini adalah studi cross-sectional menggunakan teknik simple random sampling. Subjek penelitian ini terdiri atas total 450 wanita hamil yang didiagnosis dengan PROM pada 34 - 36 minggu dan kehamilan jangka panjang selama periode Januari 2019 - Desember 2021. P<0,05 dianggap signifikan secara statistik. Hasil: hasil analisis menunjukan bahwa wanita dengan ketuban pecah dini pada usia kehamilan memiliki risiko lebih tinggi 1,13 kali (OR= 1,13, CI 95%) untuk asfiksia neonatal, 1,34 kali untuk kematian neonatal dini (OR= 1,34, CI 95%), dan 4,03 kali untuk mengembangkan chorioamnionitis klinis (OR= 4,03, CI 95%) dibandingkan dengan kelompok kehamilan 34 - 36 minggu. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara usia kehamilan dan kejadian kematian neonatal dini (P = 0,70). Tidak ada kematian ibu dalam penelitian ini. Kesimpulan: Protokol manajemen yang diterapkan untuk kedua kelompok memiliki kemanjuran yang sama. Insiden chorioamnionitis klinis lebih tinggi pada kelompok kehamilan, yang mungkin terkait dengan faktor risiko seperti COVID-19 dan hepatitis B.Kata kunci: Ketuban pecah dini, asfiksia, kematian neonatal

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

obgynia

Publisher

Subject

Health Professions Public Health

Description

OBGYNIA (Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science ) adalah jurnal dalam bidang ilmu Obstetri & Ginekologi yang diterbitkan resmi oleh Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. OBGYNIA menerbitkan artikel penelitian tentang kemajuan ilmiah, manajemen ...