Desa Wisata Tetebatu memiliki potensi wisata yang besar dengan jumlah kunjungan di waktu ramai dapat mencapai 200 wisatawan per hari. Meskipun jumlah wisatawan begitu besar, kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris yang dimiliki masyarakat desa dinilai sangat kurang. Seorang wisatawan asing mencoba berkomunikasi dalam Bahasa Inggris kepada masyarakat, hanya saja wisatawan ini tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. Alhasil baik wisatawan asing maupun masyarakat tidak saling mengerti. Memiliki kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris sangat dibutuhkan untuk pemberdayaan masyarakat Desa Wisata Tetebatu. Setelah dilakukan survey awal dengan mengunjungi lokasi dan berkomunikasi dengan kelompok sadar wisata dan perangkat desa di Desa Tetebatu, ditemukan bahwa kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris yang paling penting untuk didahulukan dan merupakan kebutuhan yang mendesak. Metode pembelajaran dilakukan melalui pendekatan kegiatan wisata yang ada untuk menemukan kecocokan dan ketepatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024