Keragaman agama dan etnis di Sumatera Utara merupakan identitas dan kekayaan bangsa Indonesia, namun hal itu juga menjadi persoalan ketika sentimen etnis menguat melampaui identitas agama dan justru mendorong eksklusivisme dalam bermasyarakat. Sementara di sisi lain, pemahaman dan partisipasi warga dalam beragama justru melemah. Hal inilah yang dialami oleh masyarakat etnik Jawa-Melayu di Desa Tanjung Mulia. Artikel ini membahas kegiatan pengabdian kepada Masyarakat dengan fokus pada penguatan moderasi beragama bagi masyarakat etnik Jawa-Melayu sebagai strategi mengatasi rendahnya partisipasi beragama dan eksklusivisme antaretnis di Desa Tanjung Mulia. Kegiatan ini dilakukan selama 1 bulan, melibatkan 27 orang mahasiswa KKN 80 UINSU, menggunakan metode Participatory Action Research (PAR) untuk memahami persoalan, merancang dan melaksanakan rangkaian program intervensi dalam rangka penguatan moderasi beragama. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa program penguatan moderasi beragama melalui (1) perayaan Muharram; (2) pengajian anak-anak; (3) gotong royong berkelanjutan; (4) perayaan dan lomba Agustusan, telah berhasil mengubah eksklusivisme antara suku Jawa dan Melayu secara perlahan, dan meningkatkan pemahaman dan partisipasi warga dalam aktivitas keagamaan di desa. Kata Kunci: Eksklusivisme, Etnik, Moderasi beragama
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024