Penelitian ini mengeksplorasi pemanfaatan media sosial, khususnya Facebook, sebagai sarana pengembangan literasi tulis pada Suku Anak Dalam (SAD) di Kabupaten Tebo. Fokus utama penelitian adalah meningkatkan motivasi menulis, memahami transformasi gaya bahasa, dan mengatasi tantangan literasi digital yang dihadapi komunitas ini. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi interaksi daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitur interaktif Facebook, seperti unggahan status dan diskusi grup, mampu meningkatkan motivasi menulis melalui apresiasi berupa likes dan komentar. Lingkungan komunitas daring yang inklusif juga membantu anggota membangun kepercayaan diri dan rasa kebersamaan. Dalam konteks transformasi gaya bahasa, penggunaan media sosial memunculkan bentuk komunikasi yang lebih santai dan campuran, mengintegrasikan bahasa lokal dengan elemen modern seperti emoji. Namun, tantangan utama berupa keterbatasan akses internet dan perangkat digital, serta kesulitan menjaga autentisitas budaya lokal dalam komunikasi daring, menjadi hambatan signifikan.Penelitian ini merekomendasikan strategi berbasis kearifan lokal, seperti memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan cerita rakyat dan tradisi budaya, dengan menggunakan konten visual yang menarik untuk meningkatkan keterlibatan komunitas. Dengan dukungan pelatihan literasi digital dan pendekatan berbasis budaya, media sosial dapat menjadi alat yang efektif dalam pengembangan literasi tulis sekaligus pelestarian identitas budaya SAD.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025