One of the government's flagship programs for poverty reduction in NTB is the establishment of Tourism Villages. Robusta coffee is one of the abundant plantation commodities in Pakuan Village. However, due to the limited knowledge of the community regarding post-harvest processing of coffee, the community only sells ground coffee with makeshift plastic packaging. In the food sector, many coffee diversification efforts have been developed, one of which is into snack food in the form of candy. This training aims to increase community knowledge and skills related to coffee-based product processing technology so that they can produce high-economic-value candy products. The training involved 18 participants of the Tourism Awareness Group (Pokdarwis). The training consisted of several stages including preparation, material presentation, practice, and evaluation. The success indicator of this training is the increase in knowledge, skills, and interest of the participants in coffee candy products. The discussion activities of the trainees and the practice of making candy showed the additional knowledge and skills gained by the trainees. After the training and mentoring, the community has the ability and experience to process coffee into candy products.ABSTRAKSalah satu program unggulan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan di NTB yaitu penetapan Desa Wisata. Kopi robusta merupakan salah satu komoditas perkebunan yang melimpah di desa Pakuan. Namun karena keterbatasan pengetahuan masyarakat terkait pengolahan pascapanen kopi menyebabkan masyarakat hanya menjual dalam bentuk kopi bubuk dengan kemasan plastik seadanya. Dalam bidang pangan upaya diversifikasi kopi telah banyak dikembangkan, salah satunya menjadi makanan kudapan berupa permen. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait teknologi pengolahan produk berbasis kopi sehingga mampu menghasilkan produk permen bernilai ekonomi tinggi. Pelatihan melibatkan 18 peserta yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Pelatihan ini terdiri dari beberapa tahapan meliputi persiapan, pemaparan materi, praktik, dan evaluasi. Adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan minat peserta pelatihan menjadi indikator keberhasilan pelatihan ini. Aktivitas diskusi dan kegiatan praktik pembuatan permen oleh peserta pelatihan membuktikan bahwa pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh peserta bertambah. Setelah terlaksananya pelatihan dan pendampingan, masyarakat memiliki kemampuan dan pengalaman mengolah kopi menjadi produk permen.
Copyrights © 2024