Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pendugaan Umur Simpan Kopi Bubuk Robusta Desa Pakuan Menggunakan Model Arrhenius Nofrida, Rini; Zainuri, Zainuri; Utama, Qabul Dinanta; Afriansyah, Dilla; Rahayu, Novia; Anggraini, Ines Marisya Dwi; Pertiwi, Made Gendis Putri
Pro Food Vol. 10 No. 2 (2024): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v10i2.485

Abstract

Nusa Tenggara Barat adalah salah satu wilayah penghasil kopi, terutama kopi robusta. Salah satu sentra produksi kopi di NTB adalah Dusun Kumbi, Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Produk kopi bubuk dari Desa Pakuan telah dikemas menggunakan plastik PolyPropylene (PP), namun umur simpan kopi tersebut belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan umur simpan kopi robusta dari Desa Pakuan serta menentukan suhu penyimpanan optimal agar kopi bubuk robusta memiliki umur simpan lebih panjang. Penentuan umur simpan dilakukan dengan metode Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT) menggunakan model Arrhenius. Kopi disimpan pada suhu 20°C, 30°C, dan 40°C dalam kemasan plastik PP selama 5 minggu, dan pengujian kadar air dilakukan setiap minggu. Data kadar air yang diperoleh diolah menggunakan model Arrhenius. Penelitian ini merekomendasikan penyimpanan kopi bubuk pada suhu 20°C dengan kemasan plastik PP untuk masa simpan lebih lama. Berdasarkan estimasi, umur simpan produk kopi bubuk pada suhu 20°C dalam kemasan plastik PP adalah 89,88 minggu atau 1 Tahun 8 Bulan.
Pembuatan Cokelat Kopi Praline sebagai Inovasi Produk di Desa Pakuan, Lombok Sinaga, Yesica Marcelina Romauli; Zainuri, Zainuri; Yusuf, Aulia Islamiati; Arsyi, Elmia Kharisma; Rahayu, Novia; Nofrida, Rini; Anggraini, Ines Marisya Dwi; Pertiwi, Made Gendis Putri; Afriansyah, Dilla; Utama, Qabul Dinanta
Rengganis Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): November 2024
Publisher : Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/rengganis.v4i2.489

Abstract

Desa Pakuan dikenal sebagai salah satu desa wisata di Lombok. Pakuan sebagai desa wisata menjadikan desa ini sebagai salah satu penopang dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Selain sektor pariwisata, lokasi desa yang berbatasan langsung dengan hutan umumnya juga membuat penduduk Desa Pakuan hidup dari hasil hutan seperti kakao dan kopi. Potensi daerah wisata dan potensi bahan hasil pertanian yang ada di Desa Pakuan dapat dimanfaatkan lebih jauh melalui penyediaan produk khas daerah setempat. Kuliner saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan lokasi wisata. Salah satu bentuk olahan kakao atau cokelat yang cukup populer di masyarakat saat ini yakni produk cokelat praline. Pengabdian ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam pembuatan produk olahan berbahan baku cokelat dan kopi melalui pelatihan pembuatan produk cokelat kopi praline. Masyarakat peserta pelatihan adalah anggota dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pakuan. Tahapan kegiatan pelatihan terdiri dari persiapan kegiatan; pelaksanaan kegiatan pelatihan, dan terakhir evaluasi. Pengetahuan dan kemampuan yang meningkat serta keaktifan peserta menjadi tolok ukur keberhasilan kegiatan ini. Masyarakat mampu memahami materi yang diberikan dan dapat membuat secara langsung produk cokelat kopi praline.
Pelatihan Pengembangan Produk Pangan Berbasis Kelor Sebagai Upaya Penanggulangan Stunting Pada Balita Di Desa Malaka Kecamatan Pemenang Lombok Utara Anggraini, Ines Marisya Dwi; Zainuri; Qabul Dinanta Utama; Rini Nofrida; Novia Rahayu; Made Gendis Putri Pertiwi; Dilla Afriansyah
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i4.9843

Abstract

Kasus stunting di Provinsi NTB masih cukup tinggi. Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu kabupaten lokus stunting di NTB. Permasalahan stunting dapat ditangani dengan pemberian makanan bernutrisis tinggi. Kelor adalah tanaman indigenous yang memiliki nilai nutrisi yang tinggi yang dapat digunakan sebagai makanan untuk menanggulangi stunting. Selama ini pengolahan kelor hanya dibuat menjadi sayur bening sebagai lauk pendamping makan yang kurang menarik bagi anak-anak. Dalam bidang pangan upaya diversifikasi daun kelor saat ini telah banyak dikembangkan. Daun kelor dapat diolah berbagai varian makanan dan minuman seperti teh kelor dan puding kelor yang lebih menarik serta mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan pengembangan produk pangan berbasis kelor kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengaplikasikannya dengan mudah sehingga dapat dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan metode pemberian materi dan demonstrasi. Para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi ditunjukkan dengan aktifnya peserta dalam diskusi dan ikut serta dalam proses pembuatan puding kelor.
Rapid Detection of HDC Gene in Enterobacter aerogenes from Fish Products Using In Silico PCR for Food Safety and Allergy Risk Assessment: Deteksi Cepat Gen HDC pada Enterobacter aerogenes dari Produk Perikanan Menggunakan In Silico PCR untuk Penilaian Keamanan Pangan dan Risiko Alergi Perdhana, Firman Fajar; Febriandito, Muhammad ‘Aidil; Pawestri, Setyaning; Pertiwi, Made Gendis Putri; Ariyana, Mutia Devi; Unsunnidhal, Lalu; Anggraini, Ines Marisya Dwi; Zuhdia, Lulu Diani
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 3: Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i3.7038

Abstract

Histamine poisoning is a significant food safety concern associated with fish and fishery products. Enterobacter aerogenes is one of the histamine-producing bacteria capable of converting L-histidine into histamine through the histidine decarboxylase (HDC) enzyme. The accumulation of histamine in fish and fishery products can lead to allergic reactions and foodborne illnesses, highlighting the need for rapid detection methods. This study aimed to design and optimize primers targeting the HDC gene in E. aerogenes and validate their specificity using in silico PCR. The HDC gene sequence was retrieved from the NCBI GenBank database, and primers were designed using Primer3Plus software. The in silico PCR analysis was performed to assess the specificity of the primers against the genome of E. aerogenes and other histamine-producing bacteria species. The optimized Primer Pair 1 successfully amplified a 230 bp target region, showing high specificity for E. aerogenes in product size and annealing position with no cross-reactivity to other histamine-producing bacteria species. These findings demonstrate the potential of in silico PCR as a rapid and cost-effective screening tool for detecting histamine-producing bacteria in fish and fishery products. However, further in vitro validation is required to confirm the applicability of these primers in real-world food safety and allergy risk assessments.
Optimalisasi Pemasaran Produk Kopi Lokal melalui Pelatihan Digital Marketing bagi UMKM di Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat Afriansyah, Dilla; Zainuri, Zainuri; Nofrida, Rini; Utama, Qabul Dinanta; Anggraini, Ines Marisya Dwi; Pertiwi, Made Gendis Putri; Rahayu, Novia
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 3 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i3.1614

Abstract

This community service aims to enhance the capabilities of local coffee MSME actors in Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, in utilizing digital marketing to promote their products. The activities were conducted in August 2024 through participatory training comprising four stages: needs identification, module development, training implementation, and evaluation. The training was attended by 30 local coffee MSME actors, with materials covering the use of social media platforms (Instagram and WhatsApp Business), creating visual content using smartphones, and product branding strategies. Results from pre-tests and post-tests demonstrated an average improvement in participants’ understanding of 38%. The majority of participants began actively using business accounts for promotion and digital transactions. This activity was enthusiastically received by the community and positively impacted market expansion and increased product visibility. As a follow-up, a digital MSME community was established to support the sustainability of collective digital marketing practices.ABSTRAKPengabdian ini bertujuan meningkatkan kemampuan pelaku UMKM kopi lokal di Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat dalam memanfaatkan digital marketing untuk memasarkan produk mereka. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Agustus 2024 melalui pelatihan berbasis partisipatif yang mencakup empat tahap: identifikasi kebutuhan, penyusunan modul, pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi. Pelatihan diikuti oleh 30 pelaku UMKM kopi setempat, dengan materi berupa penggunaan media sosial (Instagram dan WhatsApp Business), pembuatan konten visual menggunakan smartphone, dan strategi branding produk. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pemahaman peserta sebesar rata-rata 38%. Sebagian besar peserta mulai aktif menggunakan akun bisnis untuk promosi dan transaksi digital. Kegiatan ini diterima dengan antusias oleh masyarakat dan memberikan dampak positif terhadap perluasan pasar serta peningkatan visibilitas produk. Sebagai tindak lanjut, dibentuk komunitas digital UMKM untuk mendukung keberlanjutan praktik digital marketing secara kolektif.
Pemberdayaan masyarakat melalui inovasi pembuatan permen Madu Trigona dan Nira desa Sigar Penjalin Pertiwi, Made Gendis Putri; Sinaga, Yesica Marcelina Romauli; Rasyda, Riezka Zuhriatika; Pawestri, Setyaning; Perdana, Firman Fajar; Utama, Qabul Dinanta; Unsunnidhal, Lalu; Anggraini, Ines Marisya Dwi; Handito, Dody; Fuadi, Mi’raj; Saputra, Oki; Antesty, Sella; Amaliah, Wenny; Wardatullatifah S., Ince Siti; Yasa, I Wayan Sweca
ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masayarakat Vol 4 No 2 (2023): ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/ab.v4i2.23867

Abstract

Stunting remains an unresolved issue in North Lombok, NTB, Indonesia. One of the government's efforts to reduce stunting rates involves ensuring nutritional fulfillment for mothers and expectant mothers, which can be obtained from local food sources. Nira (palm sap) and Trigona honey are local commodities available in Tanjung, North Lombok. Unfortunately, these commodities have not been optimally utilized for nutritional fulfillment or as income sources. Typically, Nira is only sold as fresh sap, fermented beverage (tuak), or palm sugar, which have relatively low market values. Combining Nira and Trigona honey to create high-value candy products represents an opportunity. This community service project aimed to improve welfare and nutrition in Sigar Penjalin Village by assisting in the production of hard candy from Trigona honey and Nira Aren as a potential local delicacy to combat stunting and enhance local income. The implementation involved 16 community members organized by UMKM Rangsot Kreatif. The training used ingredients like brown sugar, granulated sugar, glucose syrup, Trigona honey, and water. The training stages included preparation, material delivery, hands-on practice, and evaluation through pretests and posttests to measure participants' knowledge, skills, and interests. The pretest results showed a total score of 627 out of 960 (65.31%), indicating a moderate level of understanding. After the training, the posttest showed a significant improvement, with a total score of 829 out of 960 (86.35%), indicating a very high level of understanding. This activity highlights the importance of technological support and the utilization of local resources in developing nutritious and economical snack products, supporting improvements in community nutrition and economy, and providing alternative solutions in local product processing
PENDUGAAN UMUR SIMPAN BIJI KOPI ROBUSTA DENGAN PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS Pertiwi, Made Gendis Putri; Nofrida, Rini; Anggraini, Ines Marisya Dwi; Afriansyah, Dilla; Rahayu, Olivia; Zainuri, Zainuri; Rahayu, Novia; Utama, Qabul Dinanta
Pro Food Vol. 10 No. 1 (2024): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v10i1.362

Abstract

Post-harvest handling techniques on coffee beans determine the quality of coffee beans in terms of physical, sensory, and microbiological quality. Drying and storage are two critical points that play an important role in determining the water content in green beans. This study aimed to predict the shelf life of green bean stored using critical moisture content approach. The green beans stored at various humidity (RH 32%, 56%, 68%, 75%, 84%). Furthermore, sample was determinated the critical moisture content, equilibrium moisture content, and estimation of shelf life. The Accelerated Shelf Life Test (ASLT) method with the critical moisture content approach was used to predict the shelf life of robusta green coffee beans. The results showed that the critical moisture content value of coffee beans was 0.147 g H2O/g solid and the equilibrium moisture content was reached on day 10. The Guggenheim-Anderson-de Boer (GAB) mathematical model is closest to the experimental conditions so it was chosen to be used in determining the Aw value when the critical moisture content is reached. Based on the calculation results, the shelf life of coffee with metallized plastic packaging is 11.3 months at 68% RH.
Pengaruh Lama Pengeringan Terhadap Sifat Kimia dan Fisik Daun Salam (Syzgium polyanthum) Anggraini, Ines Marisya Dwi; Mulachela, Fathiyah; Zainuri, Zainuri; Handito, Dody
Pro Food Vol. 10 No. 1 (2024): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v10i1.392

Abstract

Bay leaves (Syzygium polyanthum) is a spice plant from Indonesia which can be used for various medical and non-medical purposes. Bay leaves contain various bioactive compounds. the shelf life of bay leaves can be extend by drying method. The drying process can damage the nutritional content of post-harvest products, especially bioactive components. The aim of this research was to analyze the effect of drying time using the oven method on the chemical and physical properties of bay leaves. Drying was carried out using an oven equipped with a blower with a temperature for all treatments of 50 oC and drying time of 50 minutes, 70 minutes, 90 minutes, 110 minutes, 130 minutes and 150 minutes. The parameters observed in this research were antioxidant activity, water content, ash content, color and yield of dried bay leaves. The observation data was analyzed for diversity (Analysis of Variance) with a significance level of 5% using Costat software. If there is a real difference between treatments, then it is tested further using the Difference in Tendency test or Orthogonal Polynomial Method (MOP) at the 5% level. The length of drying time had a significantly different effect on antioxidant activity, water content and yield, but was not significantly different on ash content and color. The longer the drying time, the lower the antioxidant activity, water content and yield of bay leaves.
Peningkatan Pengetahuan Sanitasi Industri Pangan pada UMKM Pangan Lokal di Dusun Rangsot Timur, Kabupaten Lombok Utara Sinaga, Yesica Marcelina Romauli; Perdhana, Firman Fajar; Pawestri, Setyaning; Handito, Dody; Pertiwi, Made Gendis Putri; Yasa, I Wayan Sweca; Utama, Qabul Dinanta; Rasyda, Riezka Zuhriatika; Anggraini, Ines Marisya Dwi; Unsunnidhal, Lalu; Fuadi, Mi’raj; Saputra, Oki; Antesty, Sella; Amaliah, Wenny; Wardatullatifah , Ince Siti
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 2 (2024): April-Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i2.8255

Abstract

UMKM pangan lokal memainkan peranan penting dalam peningkatan perekonomian masyarakat setempat yang tentu saja bermuara pada peningkatan perekonomian nasional. Salah satu wilayah di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki UMKM pangan lokal adalah Dusun Rangsot Timur, Desa Sigar Penjalin, Kabupaten Lombok Utara. Target pasar yang lebih luas untuk peredaran produk dapat dicapai apabila produk pangan lokal tersebut sudah terjamin mutu dan keamanan pangan. Hal ini menjadi tantangan bagi pelaku UMKM pangan lokal sebab produk yang tidak terjamin mutu dan keamanannya akan berdampak pada kesehatan konsumen dan keberlangsungan usaha itu sendiri. Penjaminan mutu dan keamanan pangan dapat dicapai dengan menerapkan sanitasi yang baik selama proses produksi. Oleh karena itu, sangat penting untuk membentuk kesadaran dan pengetahuan mengenai praktik sanitasi yang baik di kalangan pelaku UMKM pangan lokal. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam bentuk edukasi aspek dan implementasi sanitasi dalam industri pangan. Tahapan program pengabdian masyarakat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi program. Ketercapaian program pengabdian diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan skor kuesioner 1-4. Hasil kuesioner para peserta dianalisis menggunakan metode deskriptif. Kegiatan pengabdian berhasil meningkatan pengetahuan peserta tentang sanitasi industri pangan yang signifikan sebesar 8,71%. Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat mendorong UMKM pangan di Dusun Rangsot Timur untuk mengimplementasikan praktik sanitasi yang efektif, meningkatkan kualitas dan daya saing produk.
Inovasi minuman cokelat-kopi instan berbasis produk lokal di Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat Sinaga, Yesica Marcelina Romauli; Zainuri, Zainuri; Yusuf, Aulia Islamiati; Arsyi, Elmia Kharisma; Rahayu, Novia; Nofrida, Rini; Anggraini, Ines Marisya Dwi; Pertiwi, Made Gendis Putri; Afriansyah, Dilla; Utama, Qabul Dinanta
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.30455

Abstract

Abstrak Transformasi komoditas hasil pertanian daerah menjadi berbagai produk pangan olahan dapat meningkatkan nilai ekonomi komoditas tersebut yang secara tidak langsung mendorong kenaikan perekonomian warga. Desa Pakuan, yang berada di Kabupaten Lombok Barat ditetapkan sebagai desa wisata oleh pemerintah provinsi NTB sebagai upaya pementasan kemiskinan di wilayah NTB. Cokelat dan kopi merupakan hasil pertanian dari Desa Pakuan. Inovasi pengolahan produk pangan berbahan baku cokelat dan kopi perlu dilakukan demi mendukung program Desa Wisata di Desa Pakuan. Tujuan pengabdian ini memberikan pelatihan tentang pengolahan produk berbahan baku cokelat dan kopi. Produk yang akan dihasilkan berupa serbuk minuman instan cokelat kopi. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Agustus tahun lalu dan dihadiri oleh masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Tahapan kegiatan pelatihan terdiri dari tahapan persiapan; pelaksanaan pelatihan; dan terakhir evaluasi. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemberian materi singkat tentang pengolahan produk minuman instan yang akan diproduksi menggunakan bubuk cokelat dan bubuk kopi sebagai bahan utama. Proses pembuatan cukup sederhana yakni dengan menimbang dan mencampurkan bahan-bahan seperti cokelat bubuk, kopi bubuk, susu krimer bubuk, dan perisa vanila. Setelahnya, diberikan juga pengetahuan tentang cara mengemas produk yang sudah dihasilkan. Produk harus dijamin agar tersimpan dalam wadah tertutup supaya tidak menggumpal dan cepat rusak mengingat karakteristik produk yang berkadar air rendah dan kering. Di akhir kegiatan masyarakat memahami cara membuat serbuk minuman instan cokelat kopi dengan mempraktikkannya secara langsung. Masyarakat juga mengetahui cara menyimpan dan mengemas produk yang sudah dihasilkan. Kata kunci: desa wisata; serbuk; kakao; instan Abstract Processing regional agricultural commodities into various processed food products can increase the economic value of these commodities which indirectly encourages an increase in the economy of the community. Pakuan Village, located in West Lombok Regency, was designated as a tourism village by the NTB provincial government as an attempt to alleviate poverty in the NTB region. Chocolate and coffee are agricultural products from Pakuan Village. Product processing innovations made from chocolate and coffee need to be done to support the Tourism Village program in Pakuan Village. The purpose of this service is to provide training on processing food products made from chocolate and coffee. The product to be resulted is coffee chocolate instant drink powder. The activity was carried out in August last year and was attended by people who are members of the Tourism Awareness Group (Pokdarwis). The activities consisted of preparation; training implementation; and evaluation. The implementation of the activity began with providing brief material on the processing of instant beverage products that would be produced using chocolate powder and coffee powder as the main ingredients. The process is quite simple by weighing and mixing ingredients such as chocolate powder, coffee powder, milk creamer powder, and vanilla flavor. Afterwards, they are also given knowledge on how to package the products that have been produced. The product must be guaranteed to be stored in a closed container so that it does not clump and spoil quickly given the characteristics of the product which is low in moisture content and dry. At the end of the activity, the community understood how to make coffee chocolate instant drink powder by practicing it directly. The community also knows how to store and package the products that have been produced. Keywords: tourism village; powder; cocoa; instant