Petugas layanan perlindungan anak sering menghadapi situasi traumatis dan tekanan emosional yang dapat memicu compassion fatigue. Jenis strategi koping yang digunakan berperan dalam berkembangnya compassion fatigue sementara dukungan sosial dapat mendorong penggunaan strategi koping yang lebih efektif. Namun, penelitian terkait peran strategi koping dan dukungan sosial terhadap compassion fatigue pada petugas layanan perlindungan anak di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang peran strategi koping dan dukungan sosial dalam memprediksi compassion fatigue pada petugas layanan perlindungan anak. Melalui convenience sampling, 216 petugas dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) serta Unit Pelayanan Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) menjadi partisipan. Pengukuran dilakukan menggunakan Professional Quality of Life Scale Version 5 (ProQoL-5), The Brief Coping Orientation to Problems Experienced (COPE) Inventory, dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Analisis regresi linier berganda menggunakan IBM SPSS Statistics 25 menunjukkan emotional-focused coping, problem-focused coping, dysfunctional coping, dan dukungan sosial bersama-sama memprediksi compassion fatigue sebesar 23,3%. Dysfunctional coping ditemukan signifikan memprediksi compassion fatigue. Penggunaan dysfunctional coping meningkatkan risiko compassion fatigue pada petugas layanan perlindungan anak. Oleh karena itu, penting bagi petugas layanan perlindungan anak untuk mengurangi penggunaan dysfunctional coping dalam mengelola stres demi mencegah compassion fatigue.
Copyrights © 2024