Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa polutan udara, termasuk PM10, merupakan salah satu faktor penyebab BBLR yang signifikan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana kualitas udara dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara konsentrasi PM10 dan kasus berat badan lahir rendah (BBLR) menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan spasial. Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup konsentrasi PM10 dari tahun 2019-2022 dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Palembang dan data BBLR dari tahun 2020-2023 yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Palembang. Analisis dilakukan berdasarkan data di 7 kecamatan yang disesuaikan dengan lokasi pengambilan sampel udara dengan pengolahan data tabular dan data spasial dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan aplikasi QGIS 3.16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Kertapati memiliki konsentrasi PM10 tertinggi selama periode 2019–2022, sedangkan Kecamatan Plaju mencatat angka BBLR tertinggi pada tahun 2020–2023. Namun, analisis overlay peta menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan yang signifikan antara tingginya konsentrasi PM10 dan kasus BBLR di masing-masing kecamatan. Namun faktor-faktor lain seperti status gizi ibu, usia kehamilan, juga merupakan faktor terjadinya kasus BBLR. Oleh karena itu, studi ini menekankan pentingnya upaya untuk menurunkan angka BBLR di Kota Palembang melalui pemantauan kualitas udara dan peningkatan kesehatan ibu selama kehamilan.
Copyrights © 2024