Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Status Keterpajanan Household Air Pollution (HAP) Terhadap Panjang Badan Balita Kota Palembang Septiawati, Dwi; Sunarsih, Elvi; Trisnaini, Inoy; Listianti, Ani Nidia
Jurnal Kesehatan Vol 11, No 2 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurnal kesehatan.v11i2.7540

Abstract

Sejumlah studi lainnya menemukan bukti yang mendukung hipotesis bahwa polusi udara dalam ruang dapat meningkatkan risiko gangguan pada pertumbuhan panjang badan balita. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan status keterpajanan polusi udara dalam rumah terhadap pertumbuhan panjang badan balita Kota Palembang. Desain studi crossectional dengan 150 sampel. Teknik pengambilan sampel terpilih dilakukan dengan proportional random sampling. Data pertumbuhan fisik balita, pajanan udara dalam ruang, dan variabel lain yang diteliti merupakan data primer dari hasil wawancara langsung. Teknik analisa data secara univariat dan uji chi-square. Terbukti adanya hubungan antara HAP dengan pertumbuhan berat panjang balita yang tidak normal untuk indikator PB/U (p value: 0,002; PR 1.8; 95%CI: 1.2-2.8). Faktor risiko lain yang juga berhubungan dengan pertumbuhan panjang badan balita yang tidak normal adalah pemberian ASI eksklusif (p value: 0,013; PR 1.5; 95%CI: 1.1-2.2) dan pajanan asap rokok (p value: 0,048; PR 1.4; 95%CI: 1.02-2.04). Pajanan polusi udara dalam ruang terbukti dapat mempengaruhi pertumbuhan panjang badan ideal pada balita
CHARACTERISTICS OF HABITAT, DISTRIBUTION, AND DIVERSITY OF ANOPHELES SPP IN KEMELAK BINDUNG LANGIT VILLAGE, OGAN KOMERING ULU REGENCY, SOUTH SUMATRA Maretasari, Giri; Windusari, Yuanita; Lamin, Syafrina; Hanum, Laila; Septiawati, Dwi
Journal of Environmental Science and Sustainable Development Vol. 2, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria is an infectious disease caused by Plasmodium andis transmitted through the bite of a female Anopheles vector. Ogan Komering Ulu (OKU) is a district in South Sumatra that is endemic to malaria. The study aims to determine habitat type, environmental factors that influence larvae development, and distribution of Anopheles larvae. The experiment was conducted from January to February 2019 in the Kelurahan Kemelak Bindung Langit, OKU. Species identification was carried out in the Entomology Laboratory, Baturaja Health Research and Development Center, OKU. Sampling locations were determined based on field observations, through simple purposive sampling. Identification of mosquito larvae which were maintained in the laboratory, showed that they originated from four Anopheles species namely An. vagus, An. barbirostris, An. kochi, and male Anopheles. The dominant habitat (76,89%) was rice fields. The characteristics of larval breeding habitats included water pH of 5-6, water temperature of 280C-320C, light intensity of 756 - 761 mmHg, visual clear water, muddy substrates, and habitat distance with houses of 10 -60 m. The Anopheles type diversity index (H ') was low (0.04-0.36). The larval density was the highest in RT 1 and RT 2 (as many as 2.5 larvae/cauldrons), and the lowest in RW 3 locations (as many as 0.1 larvae/cauldron), which had the same habitat type, namely, rice fields. The highest dominance index (C) was found in male Anopheles (C = 1), and the lowest was detected in An. kochi (C = 0.02) and An. barbirostris (C = 0.01). The pattern of the spread of Anopheles based on the Morishita index was grouped (Id> 1) and uniform (Id <1).
Analisis Paparan Kadmium, Besi, Dan Mangan Pada Air Terhadap Gangguan Kulit Pada Masyarakat Desa Ibul Besar Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir Sunarsih, Elvi; Faisya, Achmad Fickry; Windusari, Yuanita; Trisnaini, Inoy; Arista, Dini; Septiawati, Dwi; Ardila, Yustini; Purba, Imelda Gernauli; Garmini, Rahmi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.17.2.68-73

Abstract

Latar Belakang : Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Kualitas air bersih menurun akibat tingkah-laku manusia seperti sisa pembuangan pabrik-pabrik kimia/industri, zat-zat detergen, dan asam belerang.  Dampak dari terpaparnya air yang mengandung bahan kimia seperti kadmium, besi, dan mangan dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan kronis maupun akut.Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional) dengan teknik purposive sampling. Besar sampel yang diambil sebanyak 100 sampel.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata kadmium (Cd) 0,277 mg/L, besi (Fe) 0,414 mg/L, dan mangan (Mn) 0,213 mg/L masih memenuhi syarat Permenkes Nomor 32 Tahun 2017. Proporsi responden yang mengalami gangguan kulit sebanyak 45%. Variabel lama pajanan dan status alergi mempunyai hubungan yang bermakna (p value < 0,05), sedangkan variabel konsentrasi Cd, Fe, Mn, jenis kelamin, dan umur tidak mempunyai hubungan yang bermakna (p>0,05) terhadap gangguan kulit.Simpulan : Konsentrasi rata-rata Cd, Fe, Mn masih memenuhi syarat Permenkes, tetapi belum memenuhi syarat fisik karena memiliki rasa dan berwarna keruh. Gangguan gatal pada kulit disebabkan lama pajanan terhadap air sungai dan status alergi responden. Perlu dilakukan upaya promotif dan edukasi seperti pembuatan pengolah air sederhana skala rumah tangga kepada masyarakat. ABSTRACTTitle: Analysis of Cadmium, Iron, and Manganese Exposure on Water Cause of Skin Disorders in Desa Ibul Besar Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan IlirBackground : Water is a vital element in human life. The quality of clean water decreases because of human behavior such as waste disposal of chemical / industrial plants, detergent, and sulfuric acid. The impact of exposure from water containing chemicals such as cadmium, iron, and manganese that cause chronic and acute health effects.Methods : This study used cross sectional study design with purposive sampling technique. There are 100 samples.Results : The results showed that the average concentration of cadmium (Cd) 0.277 mg / L, iron (Fe) 0.414 mg / L, and manganese (Mn) 0.213 mg / L still appropriate quality standard from Permenkes Number 32 Year 2017. The proportion of respondents got skin disorders 45%. The variables of exposure and allergic status had significant relationship (p value < 0.05). The concentration variables Cd, Fe, Mn, sex, and age had no significant relationship (p > 0.05) to skin disorders.Conclusion : The average concentrations of Cd, Fe, Mn still appropriate quality standard from Permenkes, but they are not appropriate the physical requirements because they have a taste and muddy. Itchy skin disorders are caused by exposure of river water and allergic status of respondents. It needs promotive and educational efforts such as making simple household water processing to the community. 
Keluhan Kesehatan Subjektif Pada Masyarakat Pengguna Insektisida Antinyamuk di Kecamatan Indralaya Purba, Imelda Gernauli; Sunarsih, Elvi; Septiawati, Dwi; Sitorus, Rico Januar; Lionita, Widya
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 19, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.19.1.35-44

Abstract

Latar belakang: Anti nyamuk merupakan insektisida yang banyak digunakan di rumah tangga untuk mengendalikan nyamuk. Penanganan yang tidak baik terhadap anti nyamuk dapat membahayakan manusia dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pajanan insektisida anti nyamuk dengan keluhan kesehatan subjektif pada masyarakat di Kecamatan IndralayaMetode: Penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil sebanyak  136 orang pengguna anti nyamuk secara cluster sampling. Variabel bebas penelitian ini adalah umur, Indeks Massa Tubuh, pengetahuan, personal higiene, penggunaan sesuai petunjuk, cara penyimpanan,  penggunaan alat pelindung diri, frekuensi pemakaian, dan durasi pemakaian. Pengumpulan data  melalui wawancara menggunakan kuesioner dan observasi menggunakan checklist. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software, data dianalisis dengan uji statistic Chi-Square dan regresi logistik.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebesar 58,1 % reponden mengalami keluhan kesehatan subjektif yaitu sakit kepala, lelah, pusing, gatal pada mata,  penglihatan kabur, hilang selera makan, kejang otot, tremor, sesak nafas, mata berair, keringat berlebihan. Berdasarkan hasil uji Chi-square terdapat hubungan yang signifikan antara umur (p=0,015; RP=0,36; 95% CI=0,158-0,819), durasi pemakaian (p=0,032; RP=2,96; 95% CI=1,099-7,975), tingkat pengetahuan (p=0,000; RP=0,211; 95% CI=0,089-0,499) dengan keluhan kesehatan subjektif.Simpulan: Disimpulkan bahwa durasi pemakaian anti nyamuk dalam sehari menjadi factor risiko dominan untuk terjadinya keluhan kesehatan subjektif pada masyarakat penggunaanti nyamuk di Kecamatan Indralaya Ogan Ilir. ABSTRACTTitle: Subjective Health Complaints In Communities Anti-Mosquito Insecticides User In Indralaya Sub-DistrictBackground: Anti-mosquito is an insecticide that is widely used in households to control mosquitoes. Handling that is not good against mosquitoes can harm humans and the environment. The objective of this study was to analyze the relationship between anti-mosquito insecticide exposure and subjective health complaints in the Indralaya District communityMethods: This studywas an analytical with cross-sectional approach. Samples were taken as many as 136 anti-mosquito users by cluster sampling. The independent variables of this study  were age, body mass index, knowledge, personal hygiene,usage according to instruction, use of personal protective equipment, frequency of use, and duration of use. Collecting data was through interviews using questionnaires, and observationsusing a checklist.Processing  data  was performed using  software. Data were  analyzed by  Chi-square test at 0.05 level of significant.Results: Research result showed that 58,1% respondents experienced subjective health complaints such as headache, fatique, dizziness, itching in the eyes, blurred vision, loss of appetite, muscle spasm, tremors, shortness of breath,watery eye, and excessive sweating. Based on Chi-square test resut there was  significant relationship between age (p = 0.015; RP = 0.36; 95% CI = 0.158-0.819), duration of use (p = 0.032; RP = 2.96; 95% CI = 1.099-7.975),knowledge (p = 0,000; RP = 0,211; 95% CI = 0,089-0,499) with subjective health complaintsConclusion: It was concluded that the duration of anti-mosquito use in a day was the dominant risk factor for the occurrence of subjective health complaints on mosquito users in Indralaya Ogan Ilir. 
Analisis Faktor Risiko Kejadian penyakit Tuberculosis Bagi Masyarakat Daerah Kumuh Kota Palembang Budi, Iwan Stia; Ardillah, Yustini; Sari, Indah Purnama; Septiawati, Dwi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.17.2.87-94

Abstract

Latar belakang:Tuberculosis atau dikenal dengan TB Paru merupakan penyakit yang mematikan setelah HIV-AIDS. Penyakit ini menjadi epidemik di dunia. Indonesia merupakan Negara dengan urutan kedua di dunia penderita TB Paru setelah India. Tahun 2016 penderita Tuberculosis mengalami peningkatan dari 9,6 juta menjadi 10,5 juta jiwa. Sementara Palembang merupakan Kota dengan prevalensi Tuberculosis tertinggi di provinsi Sumatera SelatanMetode:Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel penelitian ini adalah masyarakat yang berobat ke Puskesmas di Kota Palembang. Teknik sampling menggunakan proporsional random sampling. Analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistic berganda.Hasil:Analisis statistik secara bivariabel menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin PR 0.65 (0.45 - 0.80), riwayat TB anggota keluarga PR 2.49(1.92 – 3.23),akses informasi PR 2.49(1.92 – 3.23), pencahayaan, kelembapan PR 1.57 (1.10 – 2.23), kondisi atap PR 3.57 (2.38 – 5.34), dinding PR 4.96(2.98 – 8.27), lantai rumah PR 2.46 (1.86 – 3.22), dengan kejadian penyakit Tuberculosis Paru (p<0.05) dan variabel kepadatan hunian secara bivariat PR 0.76(0.58 – 1.01) Sedangkan secara multivariabel menemukan bahwa kepadatan hunian merupa kan variabel yang paling dominan dengan nilai OR 6.42(1.55-26.63).Simpulan:Karakteristik rumah merupakan variabel yang berperan dalam penyebaran penyakit Tuberculosis dan kepadatan hunian merupakan faktor dominan kejadian penyakit tersebut. Surveilens terhadap faktor – faktor risiko lingkungan pada daerah – daerah yang rentan dengan Tuberculosis perlu dilakukan disertai penyuluhan dengan pendekatan keluarga untuk mencegah penyakit Tuberculosis. ABSTRACTTitle: Analysis of Tuberculosis Risk Factors in Slum Area PalembangBackground:Tuberculosis is a fatal disease after HIV-AIDS. This disease becomes epidemic in the world. Indonesia is the second  most populous country in the world of pulmonary tuberculosis patients after India. In 2016, Tuberculosis patients increased from 9,6 million to 10,5 million people. While Palembang Patients TB were the highest one in South Sumatra.Methods:This research was analytical descriptive with cross sectional approach.Sample was patients who visited Puskesmas in Palembang. The sampling technique used proportional  random sampling. Data was analysed through bivariate analysis by  chi-square and multivariate analysis by logistic regression.Results:Bivariable statistical analysis concluded that there were relationship among sex with PR 0.65 (0.45 - 0.80), family history in family with PR 2.49 (1.92 - 3.23), access to information with PR 2.49 (1.92 - 3.23), lighting, humidity with PR 1.57 (1.10 - 2.23 ), roof condition with PR 3.57 (2.38 - 5.34), house wall with PR 4.96 (2.98 - 8.27), home floor PR 2.46 (1.86 - 3.22) with incidence of Tuberculosis Lung disease (p <0.05). occupancy density PR 0.76(0.58 – 1.01)  While multivariable found that occupancy density is the most dominant variable with the value of OR 6.42 (1.55-26.63).Conclusion: house Characteristics were variables that took a role in the spread of Tuberculosis disease and living house density was the dominant factor of the incidence of the disease. Surveillance of environmental risk factors in vulnerable areas with Tuberculosis should be accompanied by familial counseling to prevent Tuberculsois disease
Formulasi dan Uji Mutu Sediaan Sabun Padat Ekstrak Daun Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.) dengan Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa Siwi, Mayang Aditya Ayuning; Wardhana, Fendy Yoga; Septiawati, Dwi
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 3, No 1 (2023): February 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v3i1.466

Abstract

Sabun padat akan bernilai jual lebih jika diperkaya pula dengan bahan natural. Ekstrak daun pisang kepok (Musa paradisiaca Linn.) mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tannin yang dapat digunakan sebagai senyawa antioksidan sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan aktif pada pembuatan sabun padat. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan ekstrak daun pisang kepok menjadi sabun padat dan melakukan uji mutu sediaan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental. Formulasi sabun padat menggunakan variasi konsentrasi minyak kelapa 25% dan 30%. Uji mutu yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji pH, uji kadar air, uji tinggi dan stabilitas busa. Pengujian dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-7. Hasil uji organoleptis menunjukkan bahwa bau sediaan stabil. Hasil uji pH, uji kadar air, uji tinggi dan stabilitas busa semakin baik pada hari ke-7 penyimpanan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun pisang kepok dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun padat dan sabun padat yang dibuat telah memenuhi syarat uji mutu.Solid soap will be more valuable if it is also enriched with natural ingredients. Kepok banana leaf extract (Musa paradisiaca Linn.) contains flavonoids, saponins, and tannins that can be used as antioxidant compounds, making it possible to use them as active ingredients in the manufacture of solid soap. The purpose of this study was to formulate Kepok banana leaf extract into solid soap and test the quality of the preparation. The method used is the experimental method. Solid soap formulation using various concentrations of coconut oil 25% and 30%. The quality tests carried out were organoleptic tests, pH tests, moisture content tests, height and stability of foam tests. Tests were carried out on day 1 and day 7. The organoleptic test results showed that the odor of the preparation was stable. The results of the pH test, water content test, height and stability of foam test were getting better on the 7th day of storage. The conclusion of this study is that Kepok banana leaf extract can be formulated into solid soap preparations, and the solid soap made has met the quality test requirements.
STUDI EKOLOGI PADA FAKTOR PM10 TERHADAP KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KOTA PALEMBANG Nanda, Mahal; Septiawati, Dwi; Erman, Ery; Budiastuti, Anggun
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.38046

Abstract

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa polutan udara, termasuk PM10, merupakan salah satu faktor penyebab BBLR yang signifikan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana kualitas udara dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara konsentrasi PM10 dan kasus berat badan lahir rendah (BBLR) menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan spasial. Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup konsentrasi PM10 dari tahun 2019-2022 dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Palembang dan data BBLR dari tahun 2020-2023 yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Palembang. Analisis dilakukan berdasarkan data di 7 kecamatan yang disesuaikan dengan lokasi pengambilan sampel udara dengan pengolahan data tabular dan data spasial dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan aplikasi QGIS 3.16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Kertapati memiliki konsentrasi PM10 tertinggi selama periode 2019–2022, sedangkan Kecamatan Plaju mencatat angka BBLR tertinggi pada tahun 2020–2023. Namun, analisis overlay peta menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan yang signifikan antara tingginya konsentrasi PM10 dan kasus BBLR di masing-masing kecamatan. Namun faktor-faktor lain seperti status gizi ibu, usia kehamilan, juga merupakan faktor terjadinya kasus BBLR. Oleh karena itu, studi ini menekankan pentingnya upaya untuk menurunkan angka BBLR di Kota Palembang melalui pemantauan kualitas udara dan peningkatan kesehatan ibu selama kehamilan.
RIWAYAT PENYAKIT CAMPAK DAN KONDISI SANITASI RUMAH TANGGA TERHADAP KASUS STUNTING PADA BALITA DI KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2024 Said Aqil, Muhammad; Razak, Rahmatillah; Yusri, Yusri; Septiawati, Dwi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.38252

Abstract

Tiga dari sepuluh balita di Indonesia memiliki tinggi badan kurang dari standar usia atau stunting sebagai akibat dari kekurangan gizi, terutama selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Penelitian ini melihat hubungan antara riwayat campak dan kondisi sanitasi rumah tangga dengan kejadian stunting pada balita di 13 kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir 2024. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan studi kasus kontrol terhadap kasus stunting pada balita di Kabupaten Ogan Ilir 2024. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2024 di 13 kecamatan lokus stunting di kabupaten Ogan Ilir. Perhitungan sampel menggunakan hipotesis uji dua beda proporsi dengan total responden sebanyak 129 dengan rasio 1:2 (43 kasus dan 86 kontrol). Penelitian ini melihat variabel di antaranya riwayat campak, kondisi jamban, sarana pembuangan sampah, dan sarana SPAL. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis uji univariat untuk melihat distribusi frekuensi variabel dan bivariat (menggunakan chi-square). Pada hasil analisis bivariat dapat disimpukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada variabel kondisi jamban dan sarana pembuangan sampah, sedangkan ada hubungan pada variabel riwayat campak dengan nilai p-value= 0,031 dengan OR= 2,72 (95% Cl=1,16-6,36) ada hubungan yang signifikan dan kondisi sanitasi rumah tangga yaitu sarana SPAL dengan nilai p-value= 0,002 dengan OR= 0,23 (95% Cl= 0,08-0,062) memiliki hubungan dengan kejadian stunting di kabupaten Ogan Ilir tahun 2024. Kesimpulan dari hasil perhitungan menunjukan pada variabel riwayat campak dan sarana SPAL memiliki hubungan yang siginifikan beresiko pada kasus stunting di Kabupaten Ogan Ilir tahun 2024.
ANALISIS PEMETAAN TERHADAP POLUTAN SO₂ DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN BBLR DI KOTA PALEMBANG PADA 2020-2023 Qotrunnada, Kamila Sabina; Septiawati, Dwi; Putri, Dini Arista; Purba, Imelda Gernauli
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.40299

Abstract

Data dari BPS menunjukkan jumlah kasus Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Palembang pada tahun 2021 mencapai 2.015 kasus, tertinggi dibandingkan daerah lain. Salah satu faktor penyebab BBLR adalah paparan polusi udara, termasuk SO2. Paparan SO2 selama kehamilan dapat memicu peradangan pada paru-paru dan plasenta, yang berperan penting dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Penurunan fungsi plasenta akibat paparan ini dapat meningkatkan risiko BBLR. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi bertujuan untuk menganalisis dugaan keterkaitan antara polusi SO2 dengan kasus BBLR di Palembang menggunakan pendekatan spasial. Data diperoleh dari Profil Dinkes Kota Palembang, DLH Kota Palembang, dan Bappeda Kota Palembang. Penelitian dilakukan di tujuh kecamatan, dengan pemetaan menggunakan Quantum GIS. Analisis overlay digunakan untuk mengaitkan konsentrasi SO2 (2019-2022) dengan kasus BBLR (2020-2023). Disimpulkan setelah dilakukan overlay antara kasus konsentrasi SO2  dan BBLR ditemukan adanya keterkaitan antara konsentrasi polutan SO2 dengan kasus BBLR di Kecamatan Plaju pada tahun 2021-2022 dan Kecamatan Ilir Timur III tahun 2022, namun secara umum tidak ditemukan adanya keterkaitan antara konsentrasi polutan SO2 dengan kasus BBLR. Kasus BBLR di kecamatan Plaju dan Ilir Timur I cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimulai dari tahun 2020-2023. Konsentrasi polutan SO2 tertinggi pada periode 2019-2022 terdapat pada Kecamatan Kertapati dengan hasil pengukuran 59 μg/NM3/jam dan Kecamatan Plaju sebesar 57 μg/NM3/jam.
Hubungan Personal Hygiene Ibu dengan Kasus Stunting di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2023 Tarigan, Neanatasia; Razak, Rahmatillah; Budiastuti, Anggun; Septiawati, Dwi
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN, PSIKOLOGI DAN KESEHATAN (J-P3K) Vol 4, No 3 (2023): J-P3K DESEMBER
Publisher : Yayasan Mata Pena Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/j-p3k.v4i3.232

Abstract

Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi  yang dialami oleh balita secara global yang digambarkan sebagai bentuk dari kegagalan  tumbuh kembang yang tidak mencapai pertumbuhan optimal akibat gizi kurang atau gizi buruk dalam waktu cukup lama. Kekurangan asupan gizi tersebut terjadi  sejak bayi dalam kandungan hingga setelah lahir, namun stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan  personal hygiene ibu dengan kasus stunting pada balita usia 0-59 bulan di lokus stunting Kabupaten Ogan Ilir. Desain penelitian menggunakan case control dengan subjek adalah anak usia 0-59 bulan yang terdiagnosa stunting di 9 desa lokus stunting di Kabupaten Ogan Ilir dan kontrol adalah anak usia 0-59 bulan yang tidak terdiagnosa stunting. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 201 reponden dengan perbandingan 1:2 dan ibu dari anak usia 0-59 bulan sebagai responden penelitian. Hasil analisis bivariat diperoleh (p-value =0.000, OR=3,119) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene ibu dengan kejadian stunting pada balita. Balita yang diasuh oleh ibu dengan personal  hygiene yang kurang baik akan  berisiko mengalami stunting 3,119 kali lebih besar dibanding balita yang diasuh oleh ibu dengan personal hygiene yang baik.