Penelitian ini mengeksplorasi integrasi nilai budaya Siri dalam perilaku perpajakan masyarakat Mandar, Sulawesi Barat. Siri, sebagai nilai moral yang menekankan rasa malu dan kehormatan, berperan penting dalam membangun kohesi sosial dan memotivasi kepatuhan pajak. Kampanye berbasis budaya, seperti “Masiri’i sawa andiani mambayar sima,” menunjukkan efektivitas rasa malu sebagai mekanisme sosial untuk meningkatkan kesadaran pajak. Temuan penelitian menunjukkan bahwa budaya Siri mendorong individu untuk memenuhi kewajiban pajak guna menjaga reputasi di komunitas mereka. Namun, kepatuhan pajak juga dipengaruhi oleh konflik kepentingan pragmatis, seperti kebutuhan administratif untuk pengajuan kredit atau pengurusan dokumen. Fenomena ini menciptakan dilema etis, di mana pembayaran pajak sering kali didorong oleh insentif praktis daripada kesadaran moral. Studi ini merekomendasikan integrasi nilai budaya dan insentif administratif dalam kebijakan perpajakan, serta pelibatan tokoh adat dan kampanye berbasis komunitas untuk memperkuat legitimasi moral sistem perpajakan. Dengan pendekatan holistik, penelitian ini menawarkan solusi strategis untuk menciptakan sistem perpajakan yang efektif dan berkelanjutan, khususnya di wilayah dengan kekayaan budaya lokal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024