Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi manajemen konflik yang diterapkan dalam mengatasi konflik linguistik di SMP Negeri 15 Yogyakarta dan menganalisis penerapan prinsip-prinsip organisasi pembelajar yang kurang optimal, yang menjadi penyebab timbulnya konflik tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan observasi non-partisipatif dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan kerangka berpikir gaya manajemen konflik oleh M.A. Rahim yang mencakup lima gaya manajemen konflik yaitu dominating, integrating, compromising, avoiding, dan obliging, serta teori organisasi pembelajar oleh Peter Senge yang mencakup lima disiplin utama yaitu personal mastery, shared vision, mental models, team learning, dan systems thinking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan SOP berbasis Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 yang kaku menghambat fleksibilitas dalam menerapkan strategi manajemen konflik, yang hanya terbatas pada obliging dan domination. Selain itu, penerapan prinsip-prinsip pembelajaran organisasi seperti personal mastery, mental models, dan shared vision di SMP Negeri 15 Yogyakarta belum optimal, yang menjadi latar belakang timbulnya konflik linguistik. Penelitian ini memberikan rekomendasi praktis bagi sekolah dan organisasi pendidikan lainnya untuk mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip pembelajaran organisasi dan strategi manajemen konflik guna mengurangi konflik linguistik di masa mendatang.
Copyrights © 2024