Salah satuĀ  penyakit yang menyerang tanaman padi adalah penyakit hawar malai yang disebabkan oleh patogen bakteri Burkholderia glumae yang menyebabkan produksiĀ  menurun. Akibat dari serangan patogen ini dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 40%. Upaya pengendalian dengan menggunakan pestisida sintetik bukan merupakan alternatif terbaik untuk melindungi tanaman dari kerusakan penyakit tanaman. Perlu adanya strategi dan inovasi baru untuk menciptakan pengendalian yang aman terhadap lingkungan dan kesehatan manusia dengan cara menggunakan agens hayati yang tepat dan efektif .Salah satu alternatif bakteri antagonis pada tanaman padi yaitu bakteri rhizosfer. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri yang berpotensi sebagai agens hayati dari rhizosfer dan yang bersifat antagonis terhadap patogen penyakit busuk bulir bakteri secara in vitro bisa menghasilkan senyawa yang bersifat antimikroba. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura, Pontianak. Penelitian terbagi menjadi beberapa tahap yaitu pengambilan sampel, isolasi bakteri rhizosfer, pengujian aktibakteri mikroba rhizosfer dan uji respons hipersensitivitas. Hasil isolasi diperoleh 7 isolat bakteri rhizosfer, diantaranya 4 isolat memiliki kemampuan menekan pertumbuhan patogen B. glumae diatas 50% yaitu R1; R3; R4; dam R5;, bakteri terrendah dan tertinggi berkisarĀ  41,52%.hingga 87,58%, 4 isolat memiliki aktivitas antibakteri pada uji filtrat yaitu isolat R1; R3; R4 dan R6. Ada 4 isolat yang terpilih bisa digunakan sebagai agens hayati, tetapi 1 diantaranya bersifat patogen bagi tanaman.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024