Kampung tajir adalah sebutan untuk sebuah kampung yang terletak di desa Cabbiya, Talango, Sumenep. Hal ini disebabkan oleh banyaknya rumah dan mobil mewah dalam sebuah kampung kecil yang jauh dari perkotaan. Dibalik pekerjaan penduduk lokal pada umumnya sebagai nelayan, sebagian besar penduduknya juga memilih merantau dan bekerja sebagai pengusaha toko kelontong yang menghasilkan upah enam hingga delapan kali lipat lebih tinggi dibanding Upah Minimum Regional setempat. Mencapai kondisi ekonomi yang relative mapan, didapatkan setelah jatuh bangun membangun usaha di tanah Rantau dan jauh dari keluarga. Penelitian ini ingin mengetahui mengenai gambaran motivasi kerja pada pengusaha toko kelontong di kampung Tajir Sumenep, Madura. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Analisis yang digunakan adalah IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan 3 orang informan berdasar kriteria tertentu. Hasil penelitian menyebutkan bahwa motivasi kerja pada pengusaha toko kelontong di kampung Tajir Madura terbentuk melalui proses pengalaman baik dalam hal kinerja, penghargaan, tantangan, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan, dan kesempatan. Tekad merupakan hal terbesar dalam mengambil keputusan berkaitan dengan pekerjaan dan cara mempertahankan motivasi kerja.
Copyrights © 2024