Manajemen berbasis komunitas (MBBK) menjadi salah satu pendekatan yang penting dalam pengelolaan sekolah, terutama di wilayah perbatasan yang memiliki tantangan unik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi MBBK pada Sekolah Islam Modern HIKMA di Sarawak, Malaysia, yang terletak di dekat perbatasan Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) untuk mengumpulkan data dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengurus sekolah, guru, orang tua, dan anggota komunitas. Diskusi difokuskan pada praktik manajerial, peran komunitas, dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi MBBK. Hasil FGD menunjukkan bahwa MBBK di HIKMA Sarawak telah meningkatkan partisipasi komunitas dalam pengambilan keputusan, memperkuat hubungan antara sekolah dan masyarakat, serta memfasilitasi dukungan sumber daya yang lebih baik. Namun, tantangan seperti perbedaan budaya dan kurangnya pelatihan bagi pengelola sekolah juga diidentifikasi. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan manajemen yang inklusif di lingkungan sekolah perbatasan. MBBK dapat menjadi model yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Islam Modern, asalkan ada dukungan berkelanjutan dari semua pemangku kepentingan. MBBK di HIKMA Sarawak menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan efektivitas manajemen sekolah di daerah perbatasan. Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut meliputi pengembangan program pelatihan bagi pengelola dan upaya untuk memperkuat kolaborasi antara sekolah dan komunitas.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024