Indonesia memiliki kekayaan bahasa yang mencerminkan beragam suku, budaya, dan sejarahnya. Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga jendela yang memperlihatkan kebudayaan, nilai, dan tradisi masyarakat. Dengan dominasi budaya global, bahasa daerah di Indonesia, termasuk dialek Tegal dan Surakarta, terancam keberadaannya. Melalui pendekatan linguistik historis komparatif, penelitian ini mengeksplorasi hubungan dan perbedaan antara kedua dialek tersebut, menunjukkan bagaimana meskipun ada variasi fonetik, makna dan esensi kata tetap serupa. Metode penelitian kualitatif melibatkan analisis teks, wawancara, dan observasi terhadap mahasiswa dari kedua daerah. Hasil menunjukkan bahwa meskipun ada variasi, kedua dialek memiliki kerangka pemahaman yang serupa. Kesimpulannya, bahasa adalah refleksi identitas dan sejarah, dan pemahaman keragaman ini esensial untuk memelihara dan menghargai warisan budaya Indonesia.
Copyrights © 2024