Dimasa sekarang ini, terutama remaja, memiliki kecenderungan untuk lebih suka bermain dengan gadget atau smartphone daripada terlibat dengan orang lain secara langsung; hal ini dikenal sebagai fenomena "Phubbing". Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh layanan informasi dalam mencegah dampak negatif phubbing di lingkungan sosial. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari satu kelompok mahasiswa bimbingan konseling pendidikan Islam angkatan 2020, yang berjumlah 30 orang. Sampel yang diambil sebanyak 20 orang menggunakan teknik random sampling, atau pengambilan sampel secara acak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain eksperimen dan model one group pretest-posttest. Alat pengumpul data yang digunakan meliputi skala psikologis RPL, materi layanan, dan brosur tentang dampak negatif phubbing. Analisis data dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian layanan informasi berpengaruh signifikan terhadap pengurangan dampak negatif phubbing di lingkungan sosial. Dampak negatif dari phubbing cukup signifikan sebelum adanya intervensi. Nilai dampak negatif awalnya berkisar antara 29 hingga 43. Setelah penerapan layanan informasi, nilai tersebut menurun menjadi 59,9, menunjukkan penurunan dalam dampak phubbing. Phubbing disebabkan oleh beberapa faktor seperti kecanduan smartphone, kebosanan, ketidaknyamanan dengan lawan bicara, dan sifat introvert. Dampak dari phubbing meliputi kehilangan momen kebersamaan, terlewatnya informasi penting, dan dianggap tidak sopan karena tidak memprioritaskan interaksi langsung. Meskipun kualitas pertemanan tetap baik karena adanya pengingat mengenai dampak negatif phubbing, penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua sebaiknya menghindari memberikan smartphone kepada anak-anak sejak dini dan membatasi penggunaannya untuk mendorong interaksi tatap muka yang lebih sering.
Copyrights © 2024