Rendahnya kemampuan literasi siswa di wilayah rural Indonesia menjadi tantangan besar dalam dunia pendidikan, khususnya di SDN 6 Tanrutedong, Kecamatan Dua Pitue, Kabupaten Sidenreng Rappang. Hasil observasi menunjukkan rendahnya minat baca dan keterbatasan bahan bacaan yang relevan, sehingga diperlukan intervensi strategis untuk meningkatkan literasi siswa. Program Five Hours Literacy dirancang untuk mengatasi masalah ini melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua. Program ini mengintegrasikan aktivitas literasi indoor, seperti membaca mandiri, diskusi kelompok, dan menulis kreatif, dengan aktivitas outdoor, seperti permainan literasi dan drama singkat. Kegiatan ini dilaksanakan selama lima minggu, melibatkan 50 siswa kelas V dan VI. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan pada keterampilan literasi siswa, di mana siswa dengan kemampuan literasi tinggi meningkat dari 10% menjadi 40%. Kreativitas siswa dalam menulis juga mengalami perkembangan, dengan karya yang lebih terstruktur, relevan, dan bernilai budaya. Program ini juga berdampak positif pada guru, yang mulai mengadopsi metode interaktif dalam pembelajaran. Kesimpulannya, Five Hours Literacy efektif meningkatkan literasi siswa di wilayah rural, memotivasi guru, dan membangun budaya literasi berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat direplikasi di sekolah lain dengan tambahan dukungan teknologi dan pelibatan komunitas lebih luas untuk dampak yang lebih optimal.
Copyrights © 2024