Komisi Pemilihan Umum telah merilis sebuah aplikasi yang bernama Sirekap (Sistem Rekapitulasi Pemilu), Untuk kedua kalinya Sirekap dipakai dalam pemilihan presiden pada tanggal 14 Februari 2024, berdasarkan hasil wawancara dan studi lapangan, ditemukan berbagai macam permasalahan seperti notifikasi yang mengganggu tampilan, perekapan data bermasalah, dan alur kerja dari sistem yang sulit dipahami. Beberapa permasalahan tersebut menyebabkan waktu penginputan data jadi lebih lama dari yang diharapkan, dan berpotensi membuat pengalaman pengguna menjadi buruk. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pendalaman terhadap masalah tersebut agar mudah dipahami dan dijelaskan secara sistematis. Dengan demikian penulis dapat memberikan rekomendasi perbaikan yang lebih sistematis menggunakan metode Enhanced Cognitive Walkthrough. Metode tersebut akan memberikan skenario tugas berupa rangkaian tugas yang akan dikerjakan oleh responden dan diberikan sebanyak 10 pertanyaan mengenai tugas tersebut kepada evaluator. Evaluator yang berpartisipan sebanyak enam orang yang memiliki tanggung jawab terhadap aplikasi Sirekap di tiap TPS. Hasil evaluasi ini menunjukkan permasalahan yang paling banyak terjadi pada tipe feedback, sequence, dan physical demands. Dimana masalah terbesar yang memiliki tipe sequence dan physical demands ada pada task Importance 1 yaitu pemrosesan C Hasil. Kemudian pada task Importance 2 yaitu Login, yang disebabkan oleh feedback, Namun dari hasil yang sudah dilakukan, permasalahan tersebut dianggap cukup serius karena nilai problem seriousness terletak di grade 3 dan 4, yang menandakan tingkat masalahkeseriusannya merupakan masalah yang cukup ringan, sehingga perlu diperhatikan lagi demi kesempurnaan aplikasi ini.
Copyrights © 2025