Batik, warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO, mencerminkan identitas daerah yang unik. Batik Sawunggaling dari Surabaya menonjol karena warna-warna cerah dan motif berani. Penelitian ini menelaah estetika batik Sawunggaling dengan mengacu pada teori estetika Djelantik, menyoroti interaksi antara bentuk, substansi, dan presentasi dalam desainnya. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, mencakup wawancara dengan pengrajin lokal dan tinjauan literatur. Analisis menunjukkan bahwa motif Sawunggaling, yang menggambarkan pertarungan mitologis antara ayam jago, bukan hanya hasil keterampilan artistik tetapi juga mengandung pesan kepahlawanan dan ketangguhan, mencerminkan etos budaya Surabaya. Estetika motif ini terlihat dari garis dan bentuk dinamisnya, serta bobot makna yang diungkapkan melalui simbolisme warna dan pola. Presentasi batik ini menggabungkan teknik tradisional dengan pengaruh kontemporer, menekankan kemampuan batik untuk beradaptasi dan tetap relevan dalam konteks budaya modern. Penelitian ini menyimpulkan bahwa batik Sawunggaling berfungsi sebagai ikon budaya yang menjaga identitas komunal dan kesinambungan sejarah Surabaya. Temuan ini memperkuat pemahaman tentang peran batik sebagai media ekspresi dan pelestarian budaya di era globalisasi, serta kontribusinya dalam mempertahankan warisan budaya melalui seni tradisional.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024