Indonesia dengan iklim tropis menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan fungi yang diketahui menjadi salah satu sumber senyawa bioaktif, termasuk antibiotik. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki koleksi fungi yang diisolasi dari berbagai daerah di Indonesia dari tahun 2015 hingga 2020 yang berpotensi besar sebagai sumber senyawa antibakteri baru. Skrining aktivitas penghambatan terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli telah dilakukan untuk ekstrak etil asetat isolat fungi tersebut dengan metode difusi cakram. Sepuluh dari 22 ekstrak menunjukkan penghambatan terhadap Staphylococcus aureus dan hambatan terbesar dihasilkan oleh ekstrak F4-20 dengan diameter zona penghambatan 14,773±1,387 mm. Satu ekstrak, yaitu F4-7 menunjukkan penghambatan terhadap Escherichia coli dengan diameter zona penghambatan 9,939±0,578 mm. KLT Bioautografi dilakukan terhadap ekstrak-ekstrak yang mampu menghambat pertumbuhan kedua bakteri uji. Berdasarkan hasil KLT bioautografi diperkirakan terdapat 6 senyawa antibakteri yaitu senyawa dengan Rf 0,63 dan 0,7 (F4-2), Rf 0,46 (F4-3), Rf 0,77 (F4-11), Rf 0,43 (F4-15), Rf 0,68 (F4-20). Senyawa dengan Rf 0,7 (F4-2) teridentifikasi sebagai senyawa diterpen berdasarkan visualisasi menggunakan reagen anisaldehid-asam sulfat.
Copyrights © 2024