Gangguan Otot Rangka Akibat Kerja (Gotrak) merupakan keluhan atau nyeri yang muncul akibat pekerjaan dan dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Tenaga kerja pada industri kayu masih banyak melakukan aktivitas pekerjaan secara manual sehingga memiliki risiko bahaya ergonomi dan dapat menyebabkan keluhan gotrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan gangguan otot rangka akibat kerja di PT. Bukit Intan Abadi termasuk faktor pekerjaan, faktor individu, dan faktor lingkungan kerja. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SNI 9011:2021 yaitu standar untuk melakukan pengukuran potensi bahaya ergonomi di tempat kerja. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square dan regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan nilai P-value untuk setiap variabel adalah postur tubuh = 0,000, pengangkatan beban secara manual = 1,000, umur = 0,055, indeks massa tubuh = 0,035, lama kerja = 0,001, pencahayaan = 0,001, suhu = 1,000, dan kebisingan = 0,284. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat 73 tenaga kerja (71,57%) yang mengalami keluhan gotrak dan 29 tenaga kerja (28,43%) tidak mengalami keluhan gotrak. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara postur tubuh, indeks massa tubuh, lama kerja, dan pencahayaan dengan keluhan gotrak serta tidak ada hubungan antara pengangkatan beban secara manual, umur, suhu, dan kebisingan dengan keluhan gotrak. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan keluhan gotrak berdasarkan analisis multivariat adalah postur tubuh (P-value = 0,000) dengan nilai OR sebesar 34,133. Pekerja harus menghindari posisi janggal saat bekerja dan penyediaan sarana kerja harus disesuaikan dengan ukuran tubuh pekerja agar tidak banyak melakukan postur membungkuk
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024