Obliterasi saluran akar adalah kondisi yang ditandai dengan deposisi jaringan keras dalam ruang saluran akar yang sering kali disebabkan oleh trauma dan dapat menyebabkan tantangan besar dalam diagnosis maupun perawatan. Seorang wanita berusia 27 tahun dengan keluhan diskolorasi kuning pada gigi insisivus sentral atas (gigi 11) akibat trauma 10 tahun sebelumnya. Pemeriksaan klinis dan radiografis menggunakan CBCT menunjukkan obliterasi saluran akar tanpa disertai kondisi patologis periapikal. Uji sensitivitas pulpa menunjukkan tidak ada respons, namun tidak dapat disimpulkan sebagai nekrosis. Untuk manajemen, static guide endodontik berbasis data CBCT digunakan untuk membantu penetrasi akurat ke saluran akar yang terkalsifikasi. Perawatan melibatkan preparasi biomekanik dengan teknik crown down menggunakan instrumen rotary, irigasi larutan natrium hipoklorit, dan medikasi intrakanaldengan kalsium hidroksida. Saluran akar kemudian diobturasi menggunakan teknik single cone dengan bioceramic sealer. Untuk memulihkan estetika, dilakukan perawatan intracoronal bleaching dengan hidrogen peroksida 35% yang dilanjutkan dengan restorasi komposit. Prosedur ini berhasil mengembalikan warna gigi dari warna A3 menjadi A2 tanpa komplikasi teknis seperti perforasi atau patahnya instrumen. Evaluasi menunjukkan jaringan periapikal dalam batas normal tanpa gejala klinis. Laporan ini menunjukkan bahwa penggunaan static guide endodontik meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam pengelolaan kasus obliterasi saluran akar, terutama pada gigi anterior dengan diskolorasi yang menuntut estetika. Pendekatan ini direkomendasikan sebagai solusi yang efektif untuk kasus serupa, mengatasiketerbatasan teknik konvensional dan meningkatkan keberhasilan jangka panjang.
Copyrights © 2024