Latar belakang : Anemia merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, dengan prevalensi 29,9% pada wanita usia 15-49 tahun di seluruh dunia (WHO, 2021), dan 32% pada remaja Indonesia usia 15-24 tahun (RISKESDAS, 2018). Kejadian anemia pada remaja putri sering terkait dengan ketidakpatuhan dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), yang dipengaruhi oleh pola menstruasi, aktivitas fisik, dan asupan gizi. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB), namun tingkat kepatuhan konsumsi TTD masih rendah. Di Kota Malang, capaian TTD pada remaja putri baru mencapai 40% pada 2023. Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader sebaya di SMP Negeri 5 Malang dalam memberikan konseling dan edukasi terkait anemia, guna mengoptimalkan pencegahan anemia pada remaja putri. Metode : Pengabdian Mayarakat ini menerapkan Pre test, post test, pemberian materi, praktek menjadi konselor dan peer teaching. Kesimpulan : Pelatihan konselor sebaya di SMP Negeri 5 Malang berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader sebaya dalam konseling dan edukasi anemia, terbukti dengan hasil post-test yang lebih tinggi dari pre-test. Praktik konseling dan peer teaching, didukung pendampingan Tim Pengabdian Masyarakat, juga memperkuat kemampuan kader dalam menyampaikan informasi secara efektif.
Copyrights © 2025