Raja Ampat menghadapi berbagai tantangan dalam pendidikan, termasuk keterbatasan akses sumber daya dan pengembangan profesional. Untuk mengatasi hal ini, diadakan workshop multiliterasi berbasis kearifan lokal guna meningkatkan kemampuan guru dalam mengintegrasikan multiliterasi dan pengetahuan budaya dalam pengajaran. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas workshop dalam meningkatkan kompetensi guru. Metode survei kuantitatif deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data dari 50 guru peserta. Hasil menunjukkan bahwa 85% guru meningkatkan pemahaman mereka tentang multiliterasi, dan 90% memperoleh keterampilan dalam mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam pelajaran. Guru juga melaporkan peningkatan keterlibatan siswa saat mereka menghubungkan materi pembelajaran dengan konteks budaya lokal. Namun, tantangan berupa keterbatasan akses teknologi masih ada. Kesimpulannya, workshop ini berhasil meningkatkan kompetensi guru di Raja Ampat dengan menggabungkan multiliterasi dan kearifan lokal. Model ini dapat diterapkan di daerah lain yang menghadapi tantangan pendidikan serupa. Dukungan dalam infrastruktur dan teknologi penting untuk memastikan keberhasilan jangka panjang.
Copyrights © 2024