Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran gemeinschaft dalam mencegah konflik yang mungkin timbul selama pemilu legislatif 2024. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif-fenomenologis, penelitian ini mengkaji interaksi di dalam masyarakat Desa Kopang, yang terletak di Karang Gayam, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, setelah pemilu. Penelitian ini mengidentifikasi tiga faktor kunci yang mendorong masyarakat untuk menghindari konflik pasca pemilu: ikatan bersama dengan tempat asal mereka, koneksi klan keluarga, dan kebutuhan kerja sama ekonomi di bidang pertanian. Elemen-elemen ini sangat dihargai oleh masyarakat Kopang dan dianggap lebih penting daripada terlibat dalam perselisihan yang tidak produktif. Masyarakat menganggap ikatan-ikatan tersebut sebagai sesuatu yang sakral dan memprioritaskannya di atas kepentingan-kepentingan pragmatis yang bersifat sementara. Perspektif ini mencerminkan kemampuan mereka untuk berpikir dan bertindak secara rasional, dengan menekankan pentingnya kenangan lama yang terkait dengan asal-usul bersama, jaringan keluarga, dan saling ketergantungan ekonomi. Ikatan abadi ini tidak tergantikan dan tetap menjadi pusat untuk menjaga keharmonisan dalam menghadapi peristiwa politik yang berpotensi memecah belah.
Copyrights © 2024