Pemulung sering kali menghadapi tekanan psikologis yang tinggi akibat kondisi kehidupan yang penuh tantangan, seperti stigma sosial, ketidakstabilan ekonomi, dan beban kerja fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pemberdayaan sosial dalam meningkatkan toleransi distress pada pemulung. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan sosial yang melibatkan pelatihan keterampilan, pendampingan psikologis, dan pembentukan kelompok dukungan komunitas mampu meningkatkan kemampuan pemulung dalam menghadapi tekanan hidup. Pemulung yang terlibat dalam program ini melaporkan peningkatan rasa percaya diri, keterampilan adaptif, dan hubungan sosial yang lebih kuat. Penelitian ini memberikan implikasi penting, baik secara teoritis maupun praktis. Temuan ini mendukung teori sosial-ekologis yang menekankan pentingnya dukungan sosial dalam membangun resiliensi individu, sekaligus memberikan panduan bagi pengembangan program pemberdayaan sosial yang berkelanjutan. Penelitian ini merekomendasikan kolaborasi antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat untuk memastikan keberlanjutan program dan mengurangi stigma terhadap pemulung. Dengan pendekatan yang terintegrasi, pemberdayaan sosial dapat menjadi solusi strategis untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis dan sosial kelompok masyarakat rentan.
Copyrights © 2025