Beberapa pasangan pernikahan terpaksa harus terpisahkan jarak disebabkan berbagai faktor. Pernikahan jarak jauh merupakan situasi disaat pasangan terpisah secara fisik. Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, pasangan yang terpisah oleh ribuan kilometer kini dapat menjaga keterhubungan melalui berbagai platform digital. Salah satu aspek yang semakin mencuat dalam konteks ini adalah praktik seks virtual. Seks virtual merupakan suatu aktivitas penggunaan internet untuk aktivitas kesenangan seksual yang terkadang diikuti oleh masturbasi. Meskipun dianggap sebagai sesuatu yang solutif, praktik ini memunculkan pertanyaan esensial tentang etika, moralitas, dan nilai-nilai agama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan pendapat ulama kontemporer, dan pandangan mahasiswa STDI Imam Syafi'i Jember tentang seks virtual, serta solusi bagi pasangan pernikahan jarak jauh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pandangan mahasiswa STDI Imam Syafi'i Jember tentang seks virtual pada pasangan pernikahan jarak jauh terbagi menjadi pandangan positif dan pandangan negatif. Pandangan positif meliputi sesuatu yang boleh antara suami-istri, perbuatan yang sah dilakukan, dan aman dari segi privasi. Adapun pandangan negatif meliputi sesuatu yang tabu, tidak etis dan menyalahi etika, dan tidak aman terhadap kebocoran data.
Copyrights © 2024