Penelitian ini mengkaji relevansi pemikiran Fazlur Rahman, khususnya hermeneutika ganda (double movement) dan prinsip ijtihad, dalam reformasi pendidikan Islam di Indonesia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh stagnasi kurikulum dan metode pembelajaran tradisional yang kurang kontekstual terhadap tantangan zaman. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana konsep Rahman dapat menjembatani nilai-nilai Islam klasik dengan kebutuhan pendidikan modern. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif berbasis studi pustaka dengan menganalisis literatur primer dan sekunder terkait hermeneutika Fazlur Rahman serta aplikasinya dalam pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hermeneutika ganda, yang mengintegrasikan konteks historis pewahyuan Al-Qur'an dengan penerapannya dalam kehidupan modern, menjadi landasan kurikulum pendidikan Islam yang adaptif dan responsif. Prinsip ijtihad memberikan fleksibilitas dalam menghadapi isu global seperti keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan etika bisnis. Selain itu, pendidikan berbasis nilai yang menekankan keadilan (‘adalah), persaudaraan (ukhuwah), dan tanggung jawab memiliki peran penting dalam membentuk karakter Islami siswa yang religius dan berpikir kritis. Meskipun demikian, tantangan implementasi meliputi resistensi terhadap perubahan, keterbatasan kapasitas pendidik, dan minimnya sumber daya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dukungan kebijakan progresif, pelatihan intensif, dan kolaborasi internasional sangat diperlukan untuk menerapkan gagasan Fazlur Rahman dalam pendidikan Islam di Indonesia, menciptakan generasi yang beriman, inovatif, dan berkontribusi positif secara global.
Copyrights © 2024