Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Wanita usia reproduksi sangat terkena dampaknya. Sekitar 528 juta (29,4%) perempuan di seluruh dunia pernah melahirkan dengan kondisi anemia. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan kejadian anemia di kalangan wanita usia subur secara global, mengidentifikasi faktor risiko utama anemia pada demografi ini, dan mengevaluasi strategi pencegahan yang paling efektif. Penelitian ini terdiri dari tinjauan pustaka naratif yang memanfaatkan 40 artikel jurnal yang bersumber dari PubMed, Google Scholar, Elsevier, dan BMC, yang diterbitkan antara tahun 2015 hingga 2020. Artikel-artikel tersebut dikumpulkan pada bulan Januari hingga Juni 2021, dan setelah menjalani penyaringan dan penyelarasan dengan kriteria inklusi penelitian. , 10 referensi dipilih untuk penelitian ini. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kejadian anemia paling banyak terjadi di SMA 1 Kutalimbaru-SMA 1 Kutalimbaru berkembang, dengan anemia gizi dan anemia yang berhubungan dengan penyakit kronis menjadi jenis anemia yang paling umum terjadi pada wanita usia subur. Peningkatan risiko anemia dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk ketergantungan pada sumber air untuk minum, kehamilan, infeksi malaria selama kehamilan, fluktuasi jumlah anggota rumah tangga, pendapatan bulanan rumah tangga, riwayat infeksi parasit saluran cerna, durasi menstruasi, dan indeks massa tubuh yang disesuaikan dengan usia. . Kemungkinan anemia defisiensi besi berkorelasi kuat (P= 0,05) dengan pernikahan dini (pada usia 19 tahun) dan peningkatan paritas. Peningkatan kadar zat besi, kecenderungan keluarga terhadap anemia defisiensi besi, dan seringnya makan daging bukanlah praktik standar. Seluruh faktor risiko yang teridentifikasi harus dievaluasi dalam merumuskan strategi pencegahan dan pengobatan anemia pada wanita usia subur.
Copyrights © 2025