Tradisi menggantung kaki kambing di Karang Agung memiliki nilai historis, sosial, dan spiritual sebagai ungkapan syukur dan simbol kebersamaan. Tradisi ini dimulai dengan kenduri, pemberian sedekah, dan menggantung kaki kambing di perahu baru sebagai perlindungan. Meskipun ada pandangan agama yang mengaitkannya dengan praktik tolak bala, masyarakat menyelaraskannya dengan ajaran Islam melalui doa dan kenduri. Penelitian kualitatif-deskriptif dan etnografi menunjukkan bahwa tradisi ini memperkuat identitas budaya, harmoni sosial, dan dapat ditafsirkan ulang dalam kerangka tauhid, menjadi simbol kebersamaan dan keberkahan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024