Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis, yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif. Di Kabupaten Majene, prevalensi stunting mencapai 35%. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran kejadian stunting di Kelurahan Banggae, Kecamatan Banggae, berdasarkan berbagai faktor. Metode penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan deskriptif menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.8. Responden terdiri dari 91 bayi dan balita yang mengalami stunting, dengan pengumpulan data sekunder dan primer terkait riwayat kehamilan, berat lahir, pemberian makanan pendamping ASI, dan usia ibu saat menikah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 64,8% balita stunting berusia >23 bulan. Sebanyak 53,8% ibu menikah pada usia cukup, dan 24,2% balita stunting memiliki berat badan lahir rendah. Selain itu, 29,7% balita berasal dari ibu yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK), dan hanya 60,4% balita menerima ASI eksklusif. Angka kejadian stunting di Kelurahan Banggae cukup tinggi, dipengaruhi oleh usia ibu saat menikah, berat lahir, dan status gizi ibu. Penelitian ini menunjukkan perlunya intervensi gizi yang lebih baik serta peningkatan kesadaran tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk mencegah stunting.
Copyrights © 2025