Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi integrasi media digital, khususnya YouTube, sebagai platform pertunjukan wayang kulit untuk mengkomunikasikan nilai-nilai Buddhis. Berfokus pada pertunjukan Bima Suci oleh Ki Parwanto, penelitian ini menggunakan pendekatan analisis konten kualitatif untuk memeriksa bagaimana narasi tradisional, pengembangan karakter, dan simbolisme visual menyampaikan ajaran tentang kesadaran, welas asih, dan pencerahan. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa wayang kulit, sebagai bentuk sastra lisan, secara efektif beradaptasi dengan platform digital, sehingga memungkinkan pertunjukan ini menjangkau audiens yang lebih luas dan melek teknologi, terutama generasi muda. Melalui siaran YouTube, penonton dapat terlibat dalam pertunjukan tidak hanya sebagai penerima pasif, tetapi juga sebagai partisipan aktif melalui interaksi secara real-time. Terlepas dari tantangan seperti hilangnya atmosfer imersif dari pertunjukan langsung dan potensi ancaman terhadap keaslian, penelitian ini menyoroti potensi platform digital untuk melestarikan dan memperluas bentuk-bentuk seni tradisional, memastikan relevansinya dalam konteks pendidikan dan budaya modern. Penelitian ini berkontribusi dalam memahami bagaimana transformasi digital meningkatkan pelestarian budaya dan pendidikan agama melalui pertunjukan tradisional di era digital.
Copyrights © 2024