cover
Contact Name
Muh. Fatoni Rohman
Contact Email
muh_fatoni@ub.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
muh_fatoni@ub.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Hasta Wiyata
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 26151200     EISSN : -     DOI : -
Hasta Wiyata adalah nama jurnal yang diterbitkan oleh program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya. Kedua istilah tersebut berasal dari bahasa Sanskerta, “hasta” berarti tangan dan “wiyata” berarti pengajaran. Jurnal ini bergerak dalam bidang bahasa, sastra, dan pendidikan. Jurnal Hasta Wiyata memuat hasil penelitian yang inovatif, tulisan ilmiah yang orisinil, refleksi kritis-teoretis, studi literatur, gagasan tertulis, dan artikel konseptual dari berbagai cabang ilmu yang fokus pada kajian bahasa, sastra, dan pendidikan. Jurnal ini terbit dua kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Januari dan Juli.
Arjuna Subject : -
Articles 147 Documents
PEMERTAHANAN BAHASA DAN TRADISI MELALUI PELESTARIAN KESENIAN TOGAL MANIKA SUKU MAKEAN MALUKU UTARA Hi Muhammad, Hujaefa; Abdullah, Wakit
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.962 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.001.02.05

Abstract

Language maintenance need to be done for the sake of non-existant languages. The extinction of language influences of local wisdom and make disappearance of the nation's assets. One way can be done is to preserve togal manika: a combination of music, dance, and song. This art comes from the island of Makean with the terms Makean Luar  and Makean Dalam in North Maluku. This study explain (1) Diglosi that occurs in the Island of Makean, North Maluku, and explain (2) efforts to preserve the language of togal manika. Data collection using observation  and interview. The results of the study found that (1) diglossia was occurred in Low Language in the familial sphere kinship, neighborhood, and friendship. In Higher Language, diglosi was occured in all domains: education, government, religion. Efforts to preserve the language of the Togal Manika are done in ways: (1) celebration at people’s party (2) Government support(3) Disk through recording Compact Disk, (4) Social media, (5) Competition event, (6) Extracurricular in school , (7) government and campus events, and (8) publication of articles, publications in the media, and research related to local wisdom togal manika.
UPAYA MEMBANGUN HUMOR DALAM WACANA MEME MELALUI PERMAINAN BUNYI (KAJIAN SEMANTIK) Sukardi, Mochamad Ighfir; Sumarlam, Sumarlam; Marmanto, Sri
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.215 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.002.01.05

Abstract

Penelitian ini berupanya mendeskripsikan dua hal. Pertama, teknik-teknik permainan bunyi yang digunakan untuk membangun humor dalam meme. Kedua, cara permainan bunyi membangun humor dalam meme. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah semantik kombinatarial. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.  Data dikumpulkan menggunakan teknik simak dan catat. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode padan referensial dengan teknik dasar hubung banding (Mahsun, 2014), yaitu menghubung-bandingkan bentuk dan makna baru yang dihadirkan oleh permainan bunyi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 100 meme yang dianalisis, ditemukan 156 data permainan bunyi. Permainan bunyi dalam meme terdiri atas 10 teknik permainan bunyi. Teknik permainan bunyi yang ditemukan antara lain adalah teknik substitusi dengan 100 data, teknik penyisipan dengan 14 data, teknik pelepasan dengan 14 data, teknik pemberian jeda dengan 10 data, teknik permutasi dengan 8 data, teknik penambahan dengan 4 data, teknik pemertahanan bunyi dengan 2 data, teknik penghilangan jeda dengan 2 data, teknik pengubahan jeda dengan 1 data, dan teknik pemanjangan bunyi dengan 1 data.
Penggunaan Media Kartu Gambar Berseri Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas IX G SMPN 3 Wates Kediri Sarudi, Wawan
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.74 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.001.01.06

Abstract

            Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran. Para pengajar dituntut agar mampu menggunakan media pembelajaran yang tersedia di sekolah. Hanya saja, media yang ada tidak tertutup kemungkinan sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk itu di samping dapat menggunakan, para guru juga dituntut untuk dapat memilih dan jika mungkin membuat media pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.            Pembelajaran menulis cerpen  cenderung dirasakan sulit oleh siswa. Siswa harus memiliki kosa kata yang cukup banyak, pilihan alur, tokoh dan karakter yang menarik dan tepat, serta imajinasi yang cukup tinggi untuk menciptakan sebuah cerpen yang baik. Menurut pengalaman penulis, pembelajaran menulis cerpen dibutuhkan stimulus/rangsang guna meningkatkan daya imajinasi anak dalam membuat cerpen. Hal ini dibutuhkan sebuah media yang tepat dan efektif.Untuk mencari solusi dari permasalahan di atas penulis membuat meedia kartu gambar berseri dalam Pembelajaran Menulis Cerpen yang praktis dan berdaya guna. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, media Kartu gambar berseri dapat memotivasi dan meningkatkan daya imajinasi siswa dalam membuat cerpen yang baik. Media ini mudah dibuat dan murah serta praktis  dan mudah dibawa ke mana-mana. Dengan media Kartu gambar berseri, siswa terbantu dalam menulis cerpen dengan baik. Cerita,alur,karakter tokoh dan amanat lebih variatif dan siswa lebih mudah dalam menentukan isi cerpen yang akan ditulis.
REFERENSI DAN KONJUNGSI SEBAGAI PEMARKAH RELASI PROPOSISI GRAMATIKAL DALAM WACANA Maharini, Sri Bakti
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.395 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.001.02.06

Abstract

Wacana adalah satuan bahasa terbesar yang banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menulis wacana yang baik diperlukan sebuah alat untuk memadukan proposisi-proposisi yang terdapat dalam wacana. Alat tersebut disebut dengan pemarkah relasi proposisi. Wujud alat tersebut antara lain referensi dan konjungsi. Referensi berfungsi sebagai pengacuan proposisi-proposisi dalam suatu wacana, sedangkan konjungsi berfungsi sebagai penghubungan proposisi-proposisi dalam suatu wacana. Pada artikel ini akan dibahas pengertian, pemaknaan, dan penggunaan dari referensi dan konjungsi.
MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN STRATEGI EPISODIC MAPPING UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SISWA SMA Susetya, Hemas Haryas Harja
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.4 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.002.01.06

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil uji coba awal dari multimedia interaktif untuk pembelajaran menulis cerpen siswa SMA kelas XI. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada langkah model pengembangan Borg & Gall, yang dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) analisis kebutuhan, (2) perencanaan, (3) pengembangan beberapa produk awal, dan (4) uji coba. Subjek uji coba lapangan 15 peserta didik. Data dikumpulkan dengan angket uji coba produk untuk mengetahui respon peserta didik setelah menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran menulis cerpen yang dikembangkan.Hasil penelitian adalah sebagai berikut, (1) Kebutuhan meliputi ketersediaan media pembelajaran menulis cerpen yang baru, menarik, tepat, memudahkan dan memotivasi peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran menulis cerpen. Kelemahan peserta didik adalah kurang mampu dalam menemukan dan mengembangkan ide menjadi beberapa paragraf yang baik. Keinginan guru dan peserta didik yaitu adanya media pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam menulis cerpen. (2) Produk pengembangan multimedia interaktif ini terdiri dari materi teks cerpen. Strategi episodic mapping ini benar-benar dapat membantu siswa mengembangkan ide karena dalam episodic mapping ini siswa dituntun untuk menentukan unsur intrinsik dalam cerpen. (3) Produk akhir memenuhi kualifikasi kelayakan produk yang ditunjukkan dengan hasil angket respon peserta didik bahwa multimedia interaktif dengan strategi episodic mapping yang dikembangkan pada aspek kualitas tampilan pada kategori “baik” dengan skor 4,00, pada aspek kualitas penyajian produk dengan kategori “baik” skor 4,00, dan manfaat produk dengan skor 4,3 kategori “baik”. Dari hasil validasi multimedia interaktif dengan strategi episodic mapping untuk pembelajaran menulis cerpen sangat membantu siswa dalam menulis cerpen. Multimedia interaktif dengan strategi episodic mapping ini bisa menjadi salah satu alternatif sumber belajar dalam menulis cerpen.
REPRESENTASI HUBUNGAN ALAM DAN MANUSIA DALAM KUMPULAN PUISI MATA BADIK MATA PUISI KARYA D. ZAWAWI IMRON (KAJIAN EKOKRITISISME) Yuriananta, Renda
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.72 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.001.01.01

Abstract

Ecocriticism is a new science for the development of literature. Ecocriticism examines literature by revealing how the relationship of literature to the physical environment (nature). Mata Badik Mata Puisi is an anthology of poetry by D. Zawawi Imron which is thick with natural nuance. The anthology of the poem is dissected using the study of ecocriticism. From the analysis process found that Zawawi Imron put the position of nature as the center of life, unlike other authors who place humans as axis. There are three findings from the analysis, namely the representation of nature as the center of life, balance and imbalance of nature, and nature as a teacher that shows the direction of life. These three findings are based on the study of ecocriticism on the anthology of the Mata Badik Mata Puisi. Thus, it can be concluded that Zawawi Imron tried to raise environmental issues on the anthology of the poem.
PERGESERAN MAKNA: ANALISIS PEYORASI DAN AMELIORASI DALAM KONTEKS KALIMAT Rahma, Fika Aghnia
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.992 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.001.02.01

Abstract

Beberapa bentuk kebahasaan mengalami pergeseran makna akibat adannya penilaian, pemaknaan, perbandingan ataupun sikap tertentu masyarakat pemakainnya. Makna kata dapat mengalami peyorasi atau ameliorasi. Peyorasi terjadi apabila makna suatu kata dianggap memiliki nilai lebih rendah atau berkonotasi negatif. Ameliorasi terjadi apabila suatu kata memiliki makna konotasi lebih baik dari makna sebelumnya. Kedua golongan ada pada umumnya disebabkan oleh suatu perbandingan antara satu kata dengan kata lainnya. Artikel ini menganalisis pergeseran makna kata lingkup peyorasi dan ameliorasi dalam suatu perbandingan konteks kalimat. Adanya pergeseran makna degradasi/peyorasi dan atau elevasi/ameliorasi menunjukkan relevansi jenis pergeseran makna tersebut dalam ragam penggunaan ungkapan bahasa sesuai fungsi dan tujuannya.
METODE ATM (AMATI, TULIS, MODIFIKASI) UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERWAWASAN LINGKUNGAN Wirawan, Abdul Karim
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.901 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.002.01.04

Abstract

This article contains conceptual ideas about innovative learning methods that can be used for learning to write poetry. This method is an ATM method. The ATM method stands for observing, writing, and modifying. As the name implies, this learning method has three main syntaxes, namely observing, writing, and modifying. Each syntax is translated back into a more specific syntax. This ATM method is implemented in learning to write poetry with environmental insight.
IKONOGRAFI SEBAGAI LANGKAH KERJA KREATIF CIPTA SASTRA ANAK DARI RELIEF CANDI Fauzi, Nanang Bustanul; Rahmawati, Femi Eka
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.2 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.001.01.02

Abstract

Relief as a form of local wisdom comes in one form as a tool to immerse moral values in antiquity. However, the difference is too long to make relief is no longer popular in this increasingly digital era. Therefore, effort is needed to popularize the stories in relief into children's stories so that they are more easily digested, enjoyed, and used as media of character building that has been mandated by the law.The method of reading works of art that is still rarely used to reconstruct relief stories. Relief stories are only confirmed through the search of written documents that are now increasingly rare existence. The theory in question is iconography.Through this theory, the reliefs can be read and then the reading results are combined and become a story. In the preparation of the story, this theory requires several steps of work, namely, factual description and expressional descriptions. This is understood by identifying the basic shape, the arrangement of a particular line and color, or the unique shape of a piece of bronze or a stone, a natural picture such as man, animal, plant, life-aid and identifying relationships among them as an event. Some things that have been connected are connected, then character expression is exposed through poses and or gesturenya. This is called an artistic motif.The second stage is iconography, which is the process of reading the secondary meaning of the textual aspect (visual traits / artistic motives), by looking at the relationship between the visual features of a work of art with themes and concepts based on the interpretation of imagination or images, stories and allegories or symbols). For that, it takes literary studies as supporting in the form of various theories such as anthropology, sociology, socio-culture, or lifestyle, literary works, and philosophy in the context of the work studied. A specific theme or concept is expressed by the objects of art and events in the work. Keyword: iconography, relief, child literature
Konteks, Tema, Skemata, Memori, dan Pikiran : Mendukung Pembelajaran Bahasa Sebagai Penghela Ilmu Pengetahuan ROKHMAWAN, TRISTAN
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.345 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.001.02.02

Abstract

An integrative approach leads to a new point of view in interpreting learning process. This approach allows students to simultaneously mastering multiple disciplines in a an or a single learning task; linking it in the same context and theme. According to the existence of academic texts, the context supports the existence of relationships between several scientific contexts; including the content and scope of discussion related to certain fields of science. With the theme, each curricular content is able to connect in a match network to develop interdisciplinary units. This allows multiple teachers in different disciplines to join to build shared learning with integrated learning objectives; in one theme. In turn, the integrative concept allows students to think and store their learning thoughts well, connected, continuous, deep, and stronger (persisting and not easily forgotten). This means that what the student has learned is assumed to be more durable in his mind's memory. This assumption is based on the development of schemata, the storage of knowledge information in memory, and the management of the mind when integrative learning is performed.These concept can be realized in language learning. Language disciplines have unique and special functions as a carrier of knowledge and as inter-disciplinary advocates. The usefulness of these two functions is great for the functional progress of the Language disciplines. The study of language as a carrier of knowledge can be interpreted that the science of language into a vehicle that brings science to other sciences.

Page 1 of 15 | Total Record : 147